infomjlk.id — Arahan Presiden Prabowo Subianto untuk membuka kembali penerbangan internasional langsung ke destinasi wisata disambut dengan optimis oleh Pemerintah Kota Bandung. Namun, kebijakan ini justru menimbulkan dilema besar bagi masa depan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Dengan diaktifkannya kembali Bandara Husein Sastranegara, potensi BIJB Kertajati sebagai bandara utama di Jawa Barat tampaknya semakin terancam.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, dengan antusias menyatakan bahwa kebijakan ini akan menjadi "peluang emas" bagi kotanya. Bandara Husein yang selama ini hanya melayani penerbangan domestik, kini berpotensi kembali membuka rute internasional. Hal ini, menurut Farhan, akan membuka akses lebih luas bagi sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi di Bandung.
Namun, di sisi lain, langkah ini secara tidak langsung menempatkan BIJB Kertajati pada posisi yang sulit. BIJB, yang dibangun dengan harapan besar untuk menjadi hub penerbangan utama di wilayah Jawa Barat, kini harus menghadapi persaingan langsung dengan Bandara Husein. Padahal, pemindahan penerbangan dari Bandara Husein ke BIJB Kertajati sebelumnya diharapkan dapat mengoptimalkan operasional BIJB.
Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa BIJB Kertajati akan semakin sepi, meskipun telah dilengkapi dengan fasilitas modern. Dukungan dari pemerintah pusat untuk mengaktifkan kembali Bandara Husein bisa jadi mengalihkan fokus dan minat maskapai penerbangan, serta calon penumpang, dari BIJB. Jika hal ini terjadi, BIJB Kertajati akan kesulitan untuk mencapai target operasionalnya dan menjadi hub penerbangan yang ideal.
Aktivasi Bandara Husein Sastranegara menjadi sebuah ironi. Di satu sisi, langkah ini membawa harapan baru bagi pariwisata Bandung dan Jawa Barat, namun di sisi lain, kebijakan ini berpotensi besar untuk menghambat pengembangan BIJB Kertajati yang telah menelan biaya besar.
0 Comments