infomjlk.id — Tahun 2025 nampaknya menjadi tahun yang cukup bergairah bagi skena musik dan hiburan di Majalengka. Berbagai event musik besar mulai dari 'Road to Flowercity Fest', 'E-Fest Vol 4', 'Dreamloud', 'Hiphoria Fest', hingga 'Marema Fest' sudah mulai dan akan terus meramaikan kota yang selama ini lebih dikenal dengan julukan 'Kota Angin' atau bahkan 'Kota Pensiun' hingga akhir tahun ini.
Fenomena ini tentu memicu pertanyaan mendasar, apakah gelombang event ini akan menjadi budaya baru yang memperkaya Majalengka atau justru menjadi 'culture shock' bagi masyarakat yang belum cukup mampu beradaptasi?
Lantas, apa yang sebenarnya ingin Majalengka tawarkan? Identitas mana yang akan Majalengka pilih? Apakah Majalengka lebih baik dikenal sebagai 'Kota Pensiun' yang damai dan asri, atau 'Kota Kreatif' yang dinamis dan penuh energi? Jawabannya, mungkin tak seharusnya hitam-putih. Majalengka bisa saja menjadi keduanya. Ia bisa menawarkan pesona alam dan budaya di satu sisi, sambil di sisi lain, ia juga menjadi panggung bagi kreativitas dan inovasi. Kuncinya adalah bagaimana pemerintah dan masyarakat mengelola pergeseran ini dengan bijak. Event-event musik ini harus menjadi bagian integral dari ekosistem Majalengka, bukan sekadar 'acara numpang lewat'.
Majalengka, dengan segala keindahan alam dan budayanya, selama ini dikenal sebagai tempat yang ideal untuk menghabiskan masa tua atau sekadar melarikan diri dari hiruk pikuk kota besar. Namun, kehadiran event-event musik skala besar ini tentu mengubah narasi tersebut secara drastis. 'Road to Flower City Fest' yang selalu membawa nama-nama besar di industri musik nasional, 'E-Fest Vol 4' yang sudah memiliki basis massa, 'Dreamloud' yang jelas autentik dengan genre yang dibawanya, 'Hiphoria Fest' yang menyasar gairah para pendengar setia dan penikmat musik baru, serta 'Marema Fest' yang bisa jadi menjadi panggung bagi musisi lokal, semuanya menunjukkan bahwa Majalengka kini menjadi 'magnet' baru bagi promotor dan musisi.
Di satu sisi, fenomena ini adalah angin segar. Event-event ini tidak hanya menyediakan hiburan bagi anak muda Majalengka, tetapi juga berpotensi menggerakkan roda ekonomi lokal. UMKM, penginapan, transportasi, hingga sektor pariwisata bisa mendapatkan dampak positif. Selain itu, ini adalah kesempatan bagi musisi dan seniman Majalengka untuk unjuk gigi, berinteraksi, dan tumbuh bersama dengan skena musik nasional. Ini adalah langkah maju yang signifikan menuju citra Majalengka sebagai 'Kota Kreatif', sebuah identitas yang menunjukkan bahwa Majalengka tidak hanya kaya akan alam dan budaya, tetapi juga ide dan kreasi.
Namun, di sisi lain, akan selalu muncul kekhawatiran. Apakah sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur Majalengka sudah siap menampung ribuan, bahkan puluhan ribu, penonton yang datang dari berbagai daerah? Bagaimana dengan masalah birokrasi, sampah, dan keamanan? Lebih dalam lagi, apakah Majalengka benar-benar ingin menjadi kota yang meriah dengan hadirnya event-event besar ini?
0 Comments