Bukan Hari Sial! Rabu Wekasan adalah Momen Introspeksi Diri dan Saling Berbagi

Source: Ilustrasi / Google

infomjlk.id — Perlu baraya ketahui, setiap tahun, tradisi Rabu Wekasan atau Rabu Pungkasan kembali dihidupkan oleh sebagian umat Muslim, khususnya di Majalengka. Bertepatan dengan Rabu terakhir bulan Safar yang tahun ini jatuh pada 20 Agustus 2025, tradisi ini sering dikaitkan dengan ritual tolak bala atau penolakan bencana. 


Namun, alih-alih dilandasi ketakutan akan kesialan, narasi ini menyoroti pandangan bahwa Rabu Wekasan sejatinya adalah momentum untuk refleksi spiritual. Meskipun ada pandangan dari sebagian ulama tasawuf mengenai turunnya 320.000 bencana pada hari itu, Islam secara tegas menolak keyakinan akan hari yang membawa sial, sebagaimana ditegaskan dalam hadis Rasulullah SAW. 


Oleh karena itu, amalan yang dilakukan pada hari ini lebih merupakan bentuk ikhtiar dan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Para ulama menganjurkan beberapa amalan utama, seperti: 


- Memperbanyak Doa dan Zikir: Memohon perlindungan dan keselamatan dari segala musibah.

- Melaksanakan Shalat Sunnah: Khususnya Shalat Hajat atau Shalat Mutlak, sebagai permohonan khusus, bukan shalat yang dinamai Shalat Rebo Wekasan yang telah diharamkan oleh beberapa lembaga keagamaan.

- Bersedekah: Sedekah dianggap sebagai cara paling efektif untuk menolak bala dan mengundang rahmat Allah.

- Mempererat Silaturahmi: Melalui selamatan atau makan bersama, tradisi ini menjadi ajang untuk berbagi dan memperkuat ikatan sosial. 


Dengan demikian, Rabu Wekasan menjadi pengingat untuk mengevaluasi diri, meningkatkan ibadah, dan memperbanyak amal kebaikan demi keselamatan bersama. 

Post a Comment

0 Comments