infomjlk.id — Rencana besar pengembangan Gua Jepang di Majalengka, Jawa Barat, sebagai destinasi wisata sejarah strategis, masih menghadapi jalan buntu hingga pertengahan tahun 2025. Penundaan ini bukan disebabkan oleh masalah anggaran, melainkan karena status kepemilikan aset yang masih tercatat sebagai milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
Gua Jepang sendiri merupakan bagian dari jaringan terowongan atau bunker bawah tanah yang dibangun oleh tentara Jepang saat masa Perang Dunia II di berbagai wilayah yang mereka duduki, termasuk Indonesia. Lokasinya yang berada di pusat kota Majalengka menjadikan gua ini memiliki potensi besar sebagai daya tarik wisata edukasi sejarah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka, Ida Heriyani, menjelaskan bahwa pihaknya belum dapat melangkah lebih jauh lantaran belum adanya kejelasan status kepemilikan. "Saat ini masih tahap diskusi. Belum ada kesepakatan soal kepemilikan. Kita tidak bisa langsung mengelola, karena asetnya bukan milik kita," ujar Ida pada Jumat (25/7/2025).
Menurut Ida, Pemerintah Kabupaten Majalengka telah melakukan beberapa kali pertemuan dengan pihak BBWS, namun belum ada keputusan apakah aset gua akan diserahkan penuh atau akan ada skema kerja sama pengelolaan. Ketidakjelasan ini berdampak langsung pada pengajuan anggaran untuk revitalisasi, yang jika ingin masuk dalam rencana kerja 2026, seharusnya sudah diajukan sejak saat ini.
Ida menekankan bahwa pendekatan pengembangan Gua Jepang akan fokus pada pelestarian bentuk aslinya, bukan renovasi fisik secara menyeluruh. "Pendekatannya bukan revitalisasi dalam arti fisik, tapi pelestarian. Pengelolaan yang baik bisa membuatnya jadi destinasi wisata sejarah. Tapi sekarang fokus dulu ke legalitasnya," tambahnya. Akses masuk, area parkir, hingga fasilitas pendukung wisata juga belum dapat dibahas sebelum adanya kepastian hukum mengenai kepemilikan.
Sebelumnya, Bupati Majalengka, Eman Suherman, telah menegaskan pentingnya menata ulang Gua Jepang dan menjadikannya ikon wisata sejarah di tengah kota. "Saya ingin tempat ini ditata ulang, dicat, dan dijadikan daya tarik wisata. Kita punya dua bunker Jepang yang belum dimaksimalkan. Ini akan menjadi sensasi karena berada di pusat kota," kata Eman pada Minggu (11/5/2025). Ia bahkan membandingkan potensi Gua Jepang Majalengka dengan Goa Pendem di Cilacap yang sukses menarik banyak wisatawan, menyatakan kesiapan Pemkab untuk membiayai proses penggambaran ulang kawasan gua sebagai potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di masa depan.
Selain aspek infrastruktur, Bupati Eman juga berharap kawasan ini dapat menjadi sarana edukasi dan pengingat akan pentingnya menjaga lingkungan serta warisan sejarah. "Mari kita jaga warisan sejarah, dimulai dari hal sederhana: tidak buang sampah sembarangan," pungkasnya, menggarisbawahi komitmen terhadap pelestarian situs bersejarah ini.
0 Comments