Majalengka Siap Bangun Dua Poros Penggerak Ekonomi: Wisata di Selatan, dan Industri di Utara!

Source: Ilustrasi / Google, Canva

infomjlk.id — Pemerintah Kabupaten Majalengka sedang merancang ulang strategi pembangunan wilayahnya, dengan fokus pada pemerataan ekonomi melalui dua poros utama: pariwisata di wilayah selatan dan industri di wilayah utara. Langkah ini diambil untuk memaksimalkan potensi alam Majalengka yang beragam, dari dataran rendah hingga pegunungan. 


Wakil Bupati Majalengka, Dena M. Ramdhan, menjelaskan bahwa pembagian wilayah ini didasarkan pada karakteristik geografis. 


"Utara cocok untuk industri karena dekat bandara dan akses jalan nasional, sementara selatan punya potensi wisata alam yang luar biasa," ujarnya. 


Salah satu proyek infrastruktur vital yang sedang digarap untuk mendukung sektor pariwisata adalah Jalur Lingkar Selatan Majalengka (Jalisma). Jalur ini akan membentang dari Cibodas hingga Lemahsugih, membuka akses ke berbagai destinasi wisata alam di selatan, termasuk bukit, curug, dan lokasi ekowisata yang belum tergarap optimal. Menurut Dena, penyelesaian Jalisma akan memudahkan wisatawan menjangkau spot-spot menarik, meningkatkan daya tarik Majalengka sebagai destinasi wisata keluarga dan spot foto. 


Pemerintah daerah juga aktif berkoordinasi dengan kementerian pusat dan provinsi untuk mempercepat pembangunan Jalisma yang saat ini masih menyisakan sekitar dua kilometer jalur yang belum tersambung. Selain itu, Pemkab Majalengka mulai menyusun rencana pengelolaan wisata yang lebih matang, belajar dari pengalaman kemacetan dan fasilitas yang kurang memadai saat libur Idul Fitri lalu. 


"Kami sudah siapkan jalur alternatif, tempat parkir, sampai pengamanan lalu lintas demi kenyamanan wisatawan," tambah Dena. 


Beberapa destinasi unggulan Majalengka yang diharapkan semakin bersinar adalah Terasering Panyaweuyan, Paralayang Sidamukti, Situ Cipanten, Curug Cipete, Cikadongdong, dan yang lainnya. 


Di sisi lain, pengembangan kawasan industri tetap menjadi prioritas di wilayah utara, khususnya di sekitar Bandara Internasional Kertajati. Kawasan ini dinilai strategis untuk industri tekstil, makanan, dan garmen


"Kami ingin Majalengka tumbuh seimbang, tidak hanya mengandalkan industri atau wisata saja, tapi keduanya harus dikembangkan," tegas Dena. 


Bupati Majalengka, Eman Suherman, turut menyoroti urgensi penyelesaian Jalisma. Pemkab telah mengusulkan dana sebesar Rp26 miliar kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menuntaskan jalur sepanjang hampir 30 kilometer tersebut. Rampungnya jalan ini diperkirakan akan memangkas waktu tempuh dari kota Majalengka ke Lemahsugih menjadi hanya 45 menit, yang secara langsung akan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah selatan seperti Bantarujeg, Lemahsugih, Cikawuan, dan Kadut


"Jika akses jalan terbuka, ekonomi lokal ikut bergerak. Warung hidup, homestay bisa berkembang, dan warga bisa berjualan produk UMKM," jelas Eman, menekankan dampak positif pada masyarakat setempat. 

Post a Comment

0 Comments