infomjlk.id — Pemerintah Kabupaten Majalengka menunjukkan komitmen kuat dalam pembangunan sumber daya manusia melalui peluncuran program ambisius "Satu Sarjana Bagi Keluarga Miskin". Inisiatif ini digagas sebagai bagian dari 100 hari kerja pasangan Bupati Eman Suherman dan Wakil Bupati Dena M. Ramdhan, dengan tujuan menjadikan pendidikan sebagai poros utama dalam pengentasan kemiskinan.
Wakil Bupati Dena M. Ramdhan menyoroti kondisi memprihatinkan di Majalengka, di mana rata-rata lama sekolah hanya mencapai 7,5 tahun, setara dengan kelas dua SMP. Angka ini dianggap sebagai tantangan serius dalam mewujudkan visi pembangunan yang merata dan berkeadilan.
"Saya dengan Pak Bupati saat ini sedang menyusun langkah nyata agar setiap keluarga miskin di Majalengka bisa memiliki minimal satu orang sarjana. Pendidikan harus menjadi jalan keluar dari kemiskinan," ujar Dena, Rabu (2/7/2025).
Untuk merealisasikan gagasan ini, Pemkab Majalengka akan mengoptimalkan kolaborasi lintas dinas, melibatkan Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), serta para camat. Mereka akan bertugas mengidentifikasi keluarga miskin berpotensi untuk didorong mengenyam pendidikan tinggi. Selain itu, program Paket B dan C akan dibuka lebar bagi lulusan yang belum menyelesaikan jenjang pendidikan formal, memastikan kesempatan melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi bagi mereka yang sempat putus sekolah.
Pembiayaan program ini akan bersumber dari berbagai kanal, termasuk beasiswa pemerintah pusat, bantuan pendidikan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, anggaran APBD Kabupaten Majalengka, hingga potensi kolaborasi dengan sektor swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) bidang pendidikan.
"Dengan gotong royong, saya yakin target satu sarjana per keluarga miskin bukan hal yang mustahil," tambah Dena.
Dampak jangka panjang dari program ini diharapkan sangat signifikan, meliputi peningkatan peluang kerja bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, peningkatan literasi dan kualitas hidup, serta penekanan angka kemiskinan secara drastis. Dena menekankan bahwa pembangunan Majalengka tidak hanya berfokus pada infrastruktur, melainkan juga pada pembangunan manusia dan mentalitas.
"Pendidikan bukan beban, tapi investasi. Kalau kita serius mendidik, kita sedang membangun Majalengka untuk jangka panjang," pungkasnya, mengajak seluruh elemen masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah untuk mendukung inisiatif ini demi mewujudkan "Majalengka Langkung Sae".
0 Comments