infomjlk.id — Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati tengah mengambil langkah ambisius untuk bertransformasi dari sekadar bandara penumpang menjadi pusat industri penerbangan terpadu yang dikenal sebagai "Aerospace Park." Visi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem ekonomi penerbangan yang komprehensif, mulai dari perawatan pesawat hingga manufaktur suku cadang dan pelatihan sumber daya manusia.
Ronald Sinaga, Senior Vice President Bandara Kertajati, mengungkapkan bahwa bandara ini memiliki lahan seluas 84 hektar yang akan dikembangkan sebagai fasilitas perawatan, perbaikan, dan pemeriksaan pesawat (Maintenance Repair Overhaul/MRO). Langkah ini diambil untuk mengisi celah pasar mengingat kapasitas fasilitas MRO di bandara-bandara besar lainnya, seperti Soekarno-Hatta, Bali, dan Batam, sudah penuh.
"Pesawat itu selalu akan mendapatkan regular maintenance. Di Soekarno-Hatta punya GMF, full. Bali juga full. Batam juga full," ujar Ronald, menyoroti meningkatnya kebutuhan perawatan rutin pesawat.
Lebih dari sekadar MRO, Kertajati ingin membangun "Aerospace Park" yang lengkap. Konsep ini mencakup pembangunan fasilitas manufaktur komponen (OEM Manufacturing), produksi suku cadang, serta pusat pelatihan dan politeknik penerbangan. Ronald menekankan pentingnya menciptakan ekosistem yang terintegrasi, yang akan menciptakan peluang ekonomi baru dan mendukung pengembangan SDM penerbangan di Indonesia.
Sebagai langkah awal, BIJB Kertajati telah menjalin kerja sama dengan PT GMF AeroAsia, PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB), dan Kementerian PPN/Bappenas. Peletakan batu pertama untuk fasilitas perbaikan helikopter oleh GMF AeroAsia diharapkan dapat dilakukan pada September atau Oktober 2025.
Meskipun prospeknya menjanjikan, Ronald mengakui adanya tantangan teknis yang harus diatasi, termasuk pembangunan akses jalur taksi (taxiway) sepanjang 200 meter x 45 meter dari landasan pacu menuju area MRO. Investasi signifikan dan waktu setidaknya 1-2 tahun dibutuhkan untuk pembangunan ini.
Secara optimis, efektivitas Aerospace Park ini diharapkan mulai terlihat pada tahun 2025 dengan beberapa fasilitas awal yang sudah dapat beroperasi. Selain infrastruktur, Kertajati juga bertekad untuk mengembangkan sumber daya manusia penerbangan dengan membangun pusat pelatihan dan politeknik, memungkinkan lulusan SMK/STM mendapatkan pelatihan lanjutan sebelum memasuki dunia kerja.
"Kalau mau terbang nanti kalau di tempat kita, kita akan bangun. Kita politekniknya. Jadi STM-nya, SMK-nya silakan di mana aja. Nah pas waktu masuk, training satu tahun," jelas Ronald, menegaskan komitmen Kertajati terhadap pengembangan ekosistem penerbangan yang menyeluruh.
0 Comments