Duh, Ternyata Gaya Hidup Jadi Penyebab Inflasi di Majalengka Meningkat!

Source: Ilustrasi / Canva

infomjlk.id — Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Majalengka melaporkan bahwa tekanan inflasi di wilayah Majalengka pada Juni 2025 mencapai 2,20% secara tahunan (year-on-year/YoY), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,60. Kenaikan signifikan ini didominasi oleh peningkatan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran, khususnya yang terkait dengan konsumsi gaya hidup dan momentum hari raya. 


Kepala BPS Majalengka, Joni Kasmuri, menjelaskan bahwa inflasi YoY ini mengindikasikan adanya kenaikan harga yang konsisten selama setahun terakhir. 


"Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sejumlah kelompok pengeluaran," ujar Joni pekan lalu. 


Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang inflasi tertinggi, dengan indeks melonjak 13,02%. Menurut Joni, lonjakan ini dipicu oleh peningkatan permintaan dan harga produk perawatan kecantikan, kebersihan, serta tarif jasa salon dan kebutuhan non-medis yang kian diminati masyarakat. 


Selain itu, kelompok pakaian dan alas kaki juga mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 4,50%, yang diduga kuat berkaitan dengan peningkatan permintaan menjelang dan pasca Hari Raya Idul Adha. Kenaikan harga juga terdeteksi pada sektor kesehatan sebesar 2,68% serta rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,07%. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau turut mengalami inflasi 2,46%, didorong oleh komoditas pokok seperti beras, daging ayam ras, dan cabai merah. 


Beberapa kelompok pengeluaran lain yang ikut mengalami kenaikan adalah perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (1,00%), pendidikan (1,34%), serta penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,42%). 


Namun, tidak semua sektor mengalami kenaikan. Tiga kelompok tercatat mengalami penurunan indeks atau deflasi. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga turun 0,07%; transportasi turun 0,42%; serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,67%. 


"Penurunan pada sektor transportasi terjadi karena adanya penyesuaian harga tiket angkutan pasca libur panjang," ungkap Joni. 


Untuk inflasi bulanan (month-to-month/MtM), Majalengka mencatat kenaikan 0,18% pada Juni 2025. Sementara inflasi tahun kalender (year-to-date/YtD) hingga Juni 2025 tercatat 1,28%. 


Joni menambahkan bahwa fluktuasi harga pada semester pertama tahun ini relatif terkendali berkat koordinasi pengendalian inflasi antara pemerintah daerah dan instansi terkait. Kendati demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap gejolak harga komoditas pangan, terutama menjelang musim kemarau yang berpotensi memengaruhi pasokan dan mendorong kenaikan harga lebih lanjut.

Post a Comment

0 Comments