infomjlk.id — Meskipun Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah berupaya keras menghidupkan kembali Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati melalui subsidi Susi Air untuk lima rute baru, langkah ini tidak akan berarti banyak tanpa peran aktif Pemerintah Kabupaten Majalengka. Ironisnya, di tengah upaya revitalisasi, Pemkab Majalengka justru dikabarkan mempertimbangkan menarik dana investasi dari BIJB Kertajati, dengan alasan stagnasi dan ketiadaan keuntungan, mengalihkan dana ke sektor lain.
Keputusan ini, walau mungkin didasari kehati-hatian finansial, berisiko besar menghambat potensi pertumbuhan bandara dan, pada akhirnya, perekonomian Majalengka sendiri. Bukankah, seharusnya fokus Pemkab Majalengka adalah membangun ekosistem pendukung yang krusial. Ini berarti memastikan kemudahan akses jalan dan transportasi publik yang prima dan ekonomis menuju bandara, serta mengoptimalkan fasilitas pendukung di sekitarnya?
Lebih jauh lagi, Majalengka seharusnya gencar mempromosikan destinasi pariwisata dan ekonomi lokal. Menciptakan paket wisata terintegrasi yang menyoroti keindahan alam, budaya, dan kuliner unggulan dengan konektivitas yang mulus ke BIJB Kertajati, adalah suatu keharusan. Mendukung UMKM lokal agar produk unggulannya dapat dipasarkan di bandara juga akan memberikan nilai tambah ekonomi signifikan. Ketersediaan akomodasi yang memadai bagi wisatawan dan kru maskapai tak boleh luput dari perhatian.
Selain itu, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) lokal, khususnya di sektor pariwisata dan jasa, sangat penting. Pelatihan kemampuan panduan wisata, dan keramahan akan memastikan pelayanan terbaik bagi pengunjung. Mempersiapkan tenaga kerja lokal untuk mengisi peluang di sektor transportasi, kuliner, dan jasa seiring peningkatan aktivitas bandara juga krusial.
Terakhir, koordinasi lintas sektor dan daerah adalah kunci. Sinergi erat dengan Pemprov Jabar, pengelola BIJB, dan maskapai penerbangan, serta kerja sama dengan kabupaten/kota tetangga, akan menciptakan koridor pariwisata dan ekonomi yang saling mendukung.
Singkatnya, keberlanjutan BIJB Kertajati bukan hanya tentang rute penerbangan baru, tetapi juga tentang komitmen Pemkab Majalengka dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Menarik investasi tanpa disertai langkah strategis untuk menghidupkan bandara justru dapat menjadi bumerang. Investasi dalam infrastruktur penunjang, promosi potensi lokal, dan peningkatan SDM adalah jalan menuju dampak positif jangka panjang bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Majalengka.
0 Comments