Angka Kemiskinan Masih Tinggi di Majalengka! Rata-rata Lama Sekolah Jadi Sorotan Utama Pemda

Source: Ilustrasi / Dok. Times Indonesia

infomjlk.id — Meskipun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka tercatat impresif dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) mencapai 8,9 persen dan tingkat pengangguran terbuka hanya 4,01 persen, angka kemiskinan di wilayah ini masih terbilang tinggi, yakni sebesar 10,8 persen. Pemerintah Daerah pun menyoroti rendahnya rata-rata lama sekolah (RLS) sebagai salah satu penyebab utama stagnasi ini. 

Bupati Majalengka, Eman Suherman, mengungkapkan bahwa rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi tantangan tersendiri. Salah satu indikator utama dalam IPM—yakni RLS—masih berada di level setingkat sekolah menengah pertama (SMP). 

“Kami akan terus mendorong agar RLS bisa mencapai 12 tahun, sesuai target yang dicanangkan Gubernur Jawa Barat,” ujar Eman. 

Langkah konkret pun mulai diambil. Pemda Majalengka berencana memfasilitasi anak-anak putus sekolah melalui program pendidikan kesetaraan, termasuk bagi mereka yang sudah menikah namun belum menyelesaikan jenjang SMP atau SMA. 

Selain sektor pendidikan, ketersediaan air bersih juga menjadi perhatian. Pemerintah Kabupaten berkomitmen membangun jaringan air bersih merata di seluruh wilayah sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 

Bupati Eman menekankan bahwa angka kemiskinan tak hanya bisa diukur dari tingkat pengangguran atau pertumbuhan ekonomi semata. “Daya beli masyarakat dan IPM juga sangat menentukan,” katanya. Oleh karena itu, selain pendidikan, Majalengka juga memperluas pelatihan kerja dan mendorong pertumbuhan UMKM untuk menyerap tenaga kerja lokal, terutama dari sektor industri yang tengah berkembang pesat di daerah ini. 

Dengan berbagai upaya terpadu ini, Pemkab Majalengka optimistis mampu menekan angka kemiskinan dan mendorong peningkatan kualitas hidup warganya secara menyeluruh.

Post a Comment

0 Comments