Pemkab Majalengka Berupaya Hidupkan Lagi Kolam Legend "Sang Raja" untuk Dijadikan Resort, Waterboom, & Rekreasi Budaya

Source: Dok. Tribun News

infomjlk.id — Sebuah warisan sejarah yang nyaris terlupakan akan kembali berdenyut. Kolam Sang Raja, yang telah berdiri sejak 1819 dan dahulu menjadi tempat pemandian para bangsawan, tengah bersiap untuk kembali mengukir jejaknya—kali ini sebagai pusat wisata budaya modern di Kabupaten Majalengka. 


Pemerintah Kabupaten Majalengka merancang transformasi besar-besaran terhadap kolam yang berada di wilayah Cigasong ini. Lewat konsep revitalisasi yang tengah digodok, Kolam Sang Raja tak hanya akan dipugar, tapi juga dilengkapi dengan fasilitas kekinian seperti resort, waterboom, dan ruang-ruang rekreasi budaya. 


“Potensinya luar biasa. Ini bukan hanya soal kolam, tapi juga nilai sejarah dan budaya Majalengka yang bisa diangkat,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Majalengka, Ida Heriyani. Menurutnya, meskipun saat ini pemeliharaan masih dilakukan oleh lembaga adat dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis), perubahan besar tengah diupayakan. 


Konsep yang disiapkan bukan sekadar pemugaran fisik, melainkan juga menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang melekat pada kolam tersebut. Ida menjelaskan, pemerintah daerah berencana menjadikan lokasi ini sebagai destinasi wisata terpadu yang menyatu dengan jejak sejarah Majalengka. 


“Dalam perencanaannya nanti akan ada resort, ruang tamu, waterboom, dan wahana rekreasi budaya yang terkait langsung dengan sejarah tempat ini,” jelasnya. 


Terkait pembiayaan, Ida mengakui proyek ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Anggaran akan diusulkan melalui APBD dan diharapkan juga mendapat dukungan dari pemerintah provinsi. 


Jejak sejarah Kolam Sang Raja sendiri mencatat bahwa tempat ini awalnya bernama Tamansari dan dibangun oleh Demang Santana Sastra Permana, putra Tumenggung Natakaria, antara tahun 1810 hingga 1819. Kala itu, kolam ini menjadi tempat hiburan keluarga bangsawan di era Ketumenggungan Sindangkasih. 


“Ini kolam tertua di Majalengka, dibangun untuk keluarga menak pada zamannya. Nilai historisnya sangat tinggi,” ungkap Nana Rohmana, Ketua Grumala (Group Madjalengka Baheula) yang juga pemerhati sejarah lokal. 


Jika rencana ini berhasil, bukan tidak mungkin Kolam Sang Raja akan kembali berjaya—bukan hanya sebagai kolam, tapi sebagai simbol kebangkitan budaya dan pariwisata Majalengka. 

Post a Comment

0 Comments