InfoMJLK.id -- Melanjutkan pembahasan minfo terkait fenomena maraknya keterlibatan influencer dalam kontestasi Pilkada 2024.
Jika dilihat berdasarkan situasi politik di Majalengka saat ini, apakah penggunaan influencer cukup berpengaruh terhadap pemilih pada kontestasi Pilkada 2024?
Jawabannya jelas tergantung siapa dan bagaimana influencer tersebut menggunakan potensinya dalam mendulang suara. Mengapa demikian? Sebab para influencer tersebut tak cukup hanya bermodalkan follower, penampilan, dan keikutsertaannya dalam setiap kampanye atau acara yang diadakan oleh masing-masing paslon unggulannya saja.
Mereka harus memperhatikan diranah apa mereka bisa bergerak, sejauh mana nama mereka bisa menjangkau perhatian dari tiap-tiap generasi, dan apa sebenarnya tujuan mereka ikut mendukung salah satu paslon? (Lagi-lagi hal ini bermuara pada tujuan awal mereka ikut terlibat, apakah benar-benar menggunakan hak berpolitiknya atau hanya sekedar panjat sosial semata?)
Lagipula, kalau mereka hanya sebatas selebgram atau tiktokers sudah pasti jangkauan yang bisa mereka raih hanya sebatas di permukaan saja. Jelasnya, hanya sebagian generasi yang tau mereka, dan belum tentu semua followersnya bisa satu pandangan dengan mereka.
Berbeda halnya, jika mereka bisa mengungkapkan pandangan mereka perihal visi misi dari paslon yang mereka dukung. Memaparkan setiap tujuannya mendukung salah satu paslon dengan pengetahuan mereka tentang polituk. Kemungkinan besar, sedikit banyak followersnya bisa ikut memahami dan satu pandangan dengannya.
Jika harus memperhitungkan peluang dalam mendulang suara, untuk Majalengka sendiri rasa-rasanya jauh lebih efektif dengan terjun langsung ke masyarakat dibanding harus mengandalkan influencer.
0 Comments