Fakta-fakta Film Dirty Vote, Benarkah Sudutkan Salah Satu Paslon?

Source: Infomjlk

INFOMJLK.ID - Tepat di hari pertama memasuki masa tenang jelang Pemilihan Umum (Pemilu), publik dicengangkan dengan kehadiran film dokumenter Dirty Vote. 

Di mana, film yang dirilis di YouTube pada Minggu (11/02/2024) tersebut mengungkap fakta-fakta kecurangan pemilu tahun ini. Bahkan, isi film dokumenter Dirty Vote berisi tiga pandangan dari ahli hukum tata negara, yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar. 

Sontak, film berdurasi 1 jam 57 menit ini langsung ramai diserbu para penonton di media sosial Youtube pasca peluncurannya. Di platform X, film ini pun sampai menjadi trending topik dan banyak juga dibicarakan netizen di berbagai media sosial lainnya. Selain itu, banyak juga influencer yang menyinggung soal film dokumenter ini. 

Lantas, apa saja fakta-fakta dalam film Dirty Vote yang mengungkap kecurangan Pemilu 2024? 

1. Dirilis Saat Masa Tenang, Ambil Momentum 11.11

Seperti sudah disinggung sebelumnya, film Dirty Vote dirilis pada masa tenang Pemilu 2024. Hal menarik lainnya, film tersebut juga mengambil momentum 11.11. Yang mana, Dirty Vote diluncurkan pada 11 Februari 2024 tepat pukul 11.00 WIB. 

Kecurangan yang terjadi secara terstruktur, sistematis, dan masif pada Pemilu 2024 terungkap dalam film Dirty Vote, yang sukses menyita perhatian masyarakat di Tanah Air. 

2. Sutradara

Film dokumenter ini disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono. Ia merupakan mantan jurnalis yang kerap melakukan liputan investigasi.  

Selain sering mengkritik kebijakan pemerintah melalui film, Dandhy juga dikenal lumayan aktif menyuarakan kritiknya melalui sosial media. 

Pada 2014, Dandhy lewat rumah produksi WatchDoc meluncurkan film Ketujuh.  

Kemudian di tahun 2017, menjelang Pilkada DKI Jakarta, Dandhy juga menyutradarai film Jakarta Unfair. 

Film Sexy Killers pada tahun 2019 juga dibuat Dandhy di masa tenang Pemilu 2019 lalu. Jumlah penonton film tersebut tembus 20 juta penonton.  Sexy Killers membongkar jaringan oligarki di kedua pasangan calon yang berlaga saat itu, Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

3. Demokrasi Hingga Nepotisme

Salah satu pakar hukum yang terlibat dalam film ini, Bivitri Susanti menyebut, Dirty Vote bercerita tentang dua hal, pertama tentang demokrasi yang tidak bisa dimaknai sebatas terlaksananya Pemilu. 

"Bukan hanya hasil penghitungan suara, tetapi apakah keseluruhan proses pemilu dilaksanakan dengan adil dan sesuai nilai-nilai konstitusi," ungkapnya. 

Kemudian, kedua menceritakan soal kekuasaan yang disalahgunakan, karena nepotisme yang haram hukumnya dalam negara hukum yang demokratis.  

Maka dari itu, ia tegaskan, pentingnya sikap publik dalam merespons praktik kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2024. 

4. Libatkan 20 Lembaga

Perlu diketahui, ada 20 lembaga yang terlibat kolaborasi dalam film Dirty Vote, antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Ekuatorial, Fraksi Rakyat Indonesia, Greenpeace Indonesia, Indonesia Corruption Watch, Jatam, Jeda Untuk Iklim, KBR, LBH Pers, Lokataru, Perludem, Salam 4 Jari, Satya Bumi, Themis Indonesia, Walhi, Yayasan Dewi Keadilan, Yayasan Kurawal, dan YLBHI. 

5. TKN Prabowo-Gibran Gelar Jumpa Pers

Usai film Dirty Vote rilis, TKN Prabowo-Gibran segera menggelar jumpa pers. Hal ini dikarenakan isi dari film tersebut sebagian besar menyinggung paslon yang mereka usung. 

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman mengatakan sebagian besar isi film tersebut adalah fitnah. 

"Perlu kami sampaikan bahwa sebagian besar yang disampaikan film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang bernada asumtif dan sangat tidak ilmiah. Saya mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada di film tersebut, di rekaman tersebut," ujar Habiburokhman dalam konferensi pers di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Minggu (11/02/2024). 

Habiburokhman menilai apa yang disampaikan dalam film tersebut tidak argumentatif dan tendensius. Dirinya juga meminta masyarakat tidak terprovokasi atas narasi dalam film tersebut.

Post a Comment

0 Comments