Apa Penyebab Seseorang Menjadi LGBT dan Apakah Termasuk Ke Dalam Permasalahan Psikolog?

Source: Istockphoto.com by FG Trade

Infomjlk.id - LGBT sebenarnya merupakan suatu permasalahan cukup serius yang sedang dialami dunia saat ini. Ada banyak pro dan kontra apakah LGBT ini suatu penyakit atau bukan. Lalu juga ada banyak yang menyangkutpautkan ini pada suatu HAM (Hak Asasi Manusia). Bagaimana pendapat psikolog mengenai hal tersebut. Apakah LGBT merupakan seseorang dengan gangguan psikolog? LGBT ini sering dikaitkan dengan gangguan mental namun ada juga yang mengatakan bahwa itu bukanlah masalah psikolog atau gangguan jiwa yang menyimpang. Menteri Kesehatan RI Nila Djuwita F Moeloek ketika berkunjung ke Kota Padang, pada bulan Februari 2016 lalu mengatakan, "Dari sisi kesehatan, LGBT itu masalah kejiwaan. Beda dengan gangguan kejiwaan, kalau gangguan mereka yang tergabung di dalamnya tidak bisa berinteraksi".

Sedangkan menurut Psikolog Klinis dan Hipnoterapi, Liza Marielly Djaprie menerangkan bahwa dalam ilmu psikologi dan kamus besar kejiwaan, LGBT tidak termasuk dalam gangguan jiwa melainkan kondisi seseorang yang dianggap adanya keunikan pada dirinya. Selain itu, dalam PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosa Gangguan Jiwa) III DSM V juga tertulis jelas bahwa orientasi seksual tidak termasuk suatu gangguan jiwa ataupun perilaku menyimpang. American Psychiatric Association (APA) pun telah menghapus label yang mengatakan bahwa homoseksualitas sebagai gangguan mental, lebih dari empat dekade lalu. Jika memang LGBT bukanlah suatu penyakit, apa yang membuat orang-orang menjadi LGBT? Apa saja penyebab hal itu terjadi? Ada beberapa hal yang diketegorikan sebagai penyebab seseorang menjadi LGBT. Itu semua ialah,

1. Faktor Lingkungan

Terkadang faktor lingkungan dapat sangat mempengaruhi seseorang bersikap tidak wajar. Contohnya, faktor lingkungan seperti salah pergaulan. Pergaulan yang berisi beberapa teman yang sikapnya dirasa agak menyimpang dari kodrat mereka dapat mempengaruhi teman lainnya.

2. Faktor Genetik

Hormon yang tidak seimbang dapat memicu terjadinya orientasi seksual yang memyimpang. Karena pada dasarnya, naluri orientasi seksual berkembang sebelum masa pubertas atau sebelum seseorang mengalami pengalaman seksual.

3. Pengalaman Traumatis

Pengalaman buruk seseorang di masa lalu dapat menimbulkan terjadinya perubahan gender atau orientasi seksual seseorang. Seperti ketika melihat orang tua bertengkar hingga bercerai, pernah mengalami pelecehan seksual, atau adanya perundungan yang terjadu di masa lalu.

Semua hal itu tidak bisa dikondisikan dan dapat terjadi begitu saja. Oleh sebab itu perhatian orang tua dan juga pemilihan dalam bergaul sangat diperlukan untuk menghindari hal tersebut.

Post a Comment

0 Comments