Penting! Begini Cara dan Syarat Mengajukan KPR Menggunakan BPJS Ketenagakerjaan

 


infomjlk.id.-- Informasi buat baraya semua, BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) menawarkan kemudahan membeli hunian melalui Manfaat Layanan Tambahan (MLT) di program Jaminan Hari Tua (JHT). 


Kemudahan ini diatur di dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 17 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemberian, Persyaratan, dan Jenis MLT Dalam Program Jaminan Hari Tua. 


MLT BPJS Ketenagakerjaan ini memberikan tiga penawaran yakni pinjaman uang muka perumahan (PUMP), kredit pemilikan rumah (KPR), dan pinjaman renovasi perumahan (PRP). 


Hal ini bertujuan untuk membantu para pekerja/buruh yang belum memiliki rumah sama sekali bisa mendapatkannya dengan harga terjangkau serta dibantu melalui iuran JHT yang telah disetorkan para peserta BPJS Ketenagakerjaan. 


Syarat Pengajuan KPR BPJS Ketenagakerjaan 


Untuk memanfaatkan MLT tersebut, tenaga kerja harus memenuhi syarat, yakni: 


1. Sudah satu tahun terdaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. 


2. Tertib administrasi dan aktif membayar iuran. 


3. Belum memiliki rumah sendiri dibuktikan dengan surat bermaterai. 


4. Peserta terdaftar minimal 3 program yaitu Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan Kematian (JKM). 


5. Bukan perusahaan daftar sebagian upah, tenaga kerja, dan program. 


6. Istri atau suami yang juga peserta BPJS Ketenagakerjaan hanya boleh mengajukan 1 KPR. 


7. Memenuhi syarat dan ketentuan terkait dengan KPR yang berlaku pada bank penyalur dan ketentuan dari otoritas yang mengatur bidang usaha perbankan. 


Pekerja status kontrak juga bisa ambil KPR dan renovasi rumah. Di dalam regulasi tersebut, tercantum syarat yang bisa mengajukan pembelian rumah adalah menjadi anggota kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan pekerja penerima upah yang aktif. MLT ini tidak hanya diperuntukkan bagi pekerja berstatus karyawan tetap. 


Dengan demikian, pekerja kontrak juga bisa mengajukan permohonan pembelian rumah dengan cara KPR kepada Bank BTN yang ditunjuk sebagai bank yang memfasilitasi pembelian rumah. Jika pekerja tersebut terkena pemutusaan hubungan kerja (PHK), masih tetap bisa melanjutkan MLT fasilitas penyediaan rumah tersebut. 


Namun demikian, tetap pihak bank yang dapat menentukan apakah pengaju KPR melalui MLT BP Jamsostek ini masih layak membeli rumah. 


Dokumen yang perlu dipersiapkan sebelum ajukan KPR:

• Formulir pengajuan kredit dilengkapi pas foto terbaru pemohon dan pasangan. 


• Fotokopi kartu identitas. 


• Fotokopi Kartu Keluarga. 


• Fotokopi surat nikah/cerai. 


• Dokumen penghasilan untuk pegawai. 


• Slip gaji terakhir/Surat Keterangan Penghasilan. 


• Salinan SK Pengangkatan Pegawai Tetap/Surat Keterangan Kerja (apabila pemohon bekerja di instansi). 


• Rekening koran 3 bulan terakhir. 


• Salinan NPWP/SPT PPh 21. 


• Surat pernyataan penghasilan yang ditandatangani pemohon diatas meterai dan diketahui oleh pimpinan instansi tempat bekerja. 


• Surat pernyataan tidak memiliki rumah yang diketahui instansi tempat bekerja/lurah tempat KTP diterbitkan. 


• Surat keterangan domisili dari Kelurahan setempat apabila tidak bertempat tinggal sesuai KTP. 


• Formulir permohonan Manfaat Layanan Tambahan Surat. 


• Pernyataan Manfaat Layanan Tambahan. 


• Surat Keterangan Tidak Memiliki Rumah. 


Cara ajukan KPR BPJS Ketenagakerjaan: 


1. Lengkapi seluruh berkas permohonan Manfaat Layanan Tambahan dan serahkan kepada petugas Loan Service yang ada pada Kantor Cabang BTN. 


2. Kelengkapan dokumen akan dikirim ke Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan untuk melakukan verifikasi kepesertaan. 


3. Apabila telah mendapatkan verifikasi dan persetujuan kredit, segera persiapkan biaya pra realisasi kredit pada rekening tabungan pemohon Penandatanganan perjanjian Manfaat Layanan Tambahan. 


4. Menerima pencairan Manfaat Layanan Tambahan KPR Subsidi BPJS Ketenagakerjaan. 


Para peserta BPJS Ketenagakerjaan akan mendapatkan manfaat nominal pinjaman uang muka perumahan maksimal Rp 150 juta, pinjaman pembelian rumah KPR maksimal Rp 500 juta, dan pembiayaan renovasi maksimal Rp 200 juta. Kesemuanya bisa membayar cicilan dengan jangka waktu 30 tahun.

Post a Comment

0 Comments