Inilah Alasan Mengapa Majalengka Dijuluki Kota Angin

 


infomjlk.id - Pertama kali datang ke Majalengka saat itu musim panas atau musim kemarau, salah satu hal yang membuatku terkejut yaitu anginnya yang tidak biasa aku temukan di tempat lain. Angin saat musim panas/kemarau di Majalengka ini bukan main karena anginnya itu sangat kencang dan menurutku cukup ekstream. Kalau orang sunda bilang angin ngagelebug atau yang artinya angin kecang. Sebagai orang luar Majalengka tentu kaget ketika datang dan merasakan angin di Majalengka ini. Heran, kaget, dan takut terlintas dipikiran dan diri ini karena sebelumnya tidak pernah menemui angin sekencang itu. Setelah diketahui, ternyata Majalengka memang terkenal akan anginnya yang begitu kencang sehingga disebut sebagai kota angin.

Majalengka disebut kota angin karena pengaruh letak geografis yang berada di kaki Gunung Ciremai sehingga hembusan anginnya begitu kencang. Perbedaan tekanan udara di wilayah utara dan selatan juga memengaruhi kencangnya angin Majalengka. Prakiraan BMKG Kertajati, Ahmad Faa Iziyn menjelaskan bahwa keberadaan Gunung Ciremai menjadi salah satu penyebab kencangnya angin di Majalengka. Faiz juga mengatakan kecepatan angin maksimal bisa mencapai 30 knot atau setara dengan 56 kilometer per jam. Itu karena angin yang terhalang puncak Ciremai kemudian akan berhembus lebih kencang ke wilayah Majalengka, serta adanya perbedaan tekanan udara sehingga terjadi peningkatan kecepatan angin.

Julukan kota angin ini juga selain dari penjelasan mengenai anginnya, nama kota angin dibuat dan terbentuk oleh mereka yang berasal dari luar daerah. Karena kaget dan heran dengan angin yang dijumpai di Majalengka, orang luar daerah menamai Majalengka sebagai kota angin. Julukan Majalengka dikenal mulai dari tahun 1980 an. Ketika memasuki bulan Juni-September pada saat musim kemarau adanya angin kumbang (fohn) yang biasa terjadi juga memengaruhi peningkatan kecepatan angin di Majalengka.

Angin fohn adalah angin yang bertiup turun sepanjang lereng gunung menuju ke dataran yang lebih rendah, dengan suhu udara yang tinggi dan tingkat kelembaban udara yang rendah. Saat musim kemarau, angin berasal dari arah Tenggara, secara langsung akan melewati Gunung Ciremai. Hembusan angin kencang disertai kondisi yang panas sering kali dirasakan oleh masyarakat Majalengka, maka dari itu Majalengka mendapatkan julukan sebagai Kota Angin.

Anggun L

Post a Comment

0 Comments