Desa Buniwangi dan Kearifan Lokal yang Masih Lestari



infomjlk.id - Baraya tahu tentang pohon beringin yang mempunyai arti kesuburan dan kemakmuran bukan? Ternyata di desa Buniwangi masih ada pohon beringin yang sangat besarloh dan diperkirakan umurnya sudah ratusan tahun. Baraya penasaran dengan desa ini? Mari simak informasi menarik seputar desa Buniwangi yang akan saya sampaikan check it out!


Letak Geografis Desa Buniwangi


Secara geografis, desa Buniwangi terletak di kecamatan Palasah kabupaten Majalengka. Desa ini berbatasan dengan desa Palasah dan desa Enggalwangi yang merupakan pecahan dari desa Buniwangi itu sendiri.


Sejarah Singkat Desa Buniwangi


Pada masa zaman penjajahan Belanda tahun 1873, masih ada hutan belantara diantara dua desa, sebelah selatan desa Sindanghaji dan desa Patuanan, sebelah timur desa Karangasem dan desa Garawangi, sebelah utara tanah desa Cisambeng dan desa Bongas, sebelah barat desa Palasah. Pada tahun tersebut datang seorang yang bernama Pangeran Raga Rumangsang dari Talaga yang dikejar-kejar oleh musuhnya, tapi pada masa pelarian pangeran di wilayah desa Buniwangi,  tiba tiba ia bisa menghilang untuk menghindar dan tercium aroma wangi semerbak yang menyebabkan musuhpun tidak dapat menemukannya. Keajaiban ini dinamakan ajian halimun (bisa melihat tetapi tidak dapat dilihat orang lain). Pada akhirnya musuhpun pulang kembali ke Talaga dengan tangan hampa. Dari situlah asal mula nama “Buniwangi”. 


Kearifan Lokal dan Budaya yang Masih Dilestarikan


  1. Babarit
    Menurut Hendri Sukendri, S.Pd selaku ketua SASAMA (Seniman Satatar Majalengka) ranting kecamatan Palasah, Babarit merupakan upacara adat yang dilakukan ketika ada wanita di desa Buniwangi dan Enggalwangi yang sedang hamil 7 bulan. Asal kata “babarit” adalah dari kata babar yang berarti keluar/mengeluarkan dan “ririwit” yang berarti penghalang. Jadi dilaksanakannya upacara adat babarit diharapkan agar lancar pada saat persalinan nanti.
  2. Nyekar Nyepitan
    Nyekar nyepitan merupakan kegiatan upacara adat yang dilakukan ketika sebelum anak laki-laki akan disunat (nyepitan/khitanan). Sebelum acara khitanan di desa Buniwangi, anak laki-laki dibawa untuk nyekar (ziarah) ke makam Buyut Kekep (salah satu tokoh penyebar islam di Buniwangi) dan mengharapkan barokah agar acara dapat dilancarkan. Setelah nyekar, budak sunat dibawa untuk mensucikan diri di masjid dan selanjutnya diarak mengelilingi pohon beringin raksasa dengan menaiki kuda renggong di alun-alun desa Buniwangi.
  3. Guar Bumi (Sedekah Bumi)
    Guar Bumi merupakan upacara adat yang dilakukan untuk menyambut tanam. Didalamnya merupakan kegiatan pertunjukan kreasi masyarakat serta pameran hasil bumi. Upacara adat ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat serta sebagai sarana pemersatu.

Berbagai Usaha Kreatif Pendongkrak Perekonomian


Dengan letak geografis yang dikelilingi oleh pesawahan, mayoritas penduduk desa Buniwangi berprofesi sebagai petani dan pekebun. Namun ada juga beberapa yang menekuni usaha kreatif dibeberapa bidang. Dibidang kuliner ada penduduk yang membuat berbagai macam olahan kerupuk seperti pembuat opak, pembuat kerupuk miskin dan pembuat kerupuk kedem.

Dibidang peternakan sebagian besar masyarakat Buniwangi menjadi peternak unggas-unggasan seperti ayam, bebek, dan entog. Namun ada juga beberapa yang memelihara kambing dan kuda. Dibidang kerajinan tangan ada juga yang berprofesi sebagai pengrajin boboko dan sapu tabo (sapu dari sabut kelapa) dan sapu nyere (sapu dari daun kelapa).


Sekian informasi terkait Desa Buniwangi Kecamatan Palasah yang bisa saya bagikan, semoga beragam informasi ini bisa bermanfaat untuk baraya Infomjlk semua ya. Nantikan kembali pembahasan menarik tentang keunikan yang terdapat di berbagai wilayah di Kabupaten Majalengka ya, see you next time!


Irfan Kurnia Padllul Rohman

Post a Comment

0 Comments