[Opini] Ramadhan Tiba di Kota Kita


infomjlk.id - Yeay Ramadhan 1444 Hijriah tiba! Berbarengan ia datang bersama Raya Nyepi Saka 1945, kiriman rudal kembar Rusia ke selatan Zaporizhzhia, pensiunnya pebola Mesut "Si Bueuk" Ozil, dan gelisahnya jemari kawan-kawan yang gajian di tanggal 25 buat check out antrian keranjang online shop. 


Ah, tentu Nabi Muhammad S.A.W tidak bergurau saat bilang "Seandainya umat manusia mengetahui pahala ibadah di bulan ramadhan, maka niscaya mereka akan meminta agar satu tahun penuh menjadi ramadhan.” (HR. Tabrani, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi). Karena magnetnya tak sekadar hinggap pada mereka yang teguh peluk syariat islam, pun yang di sekelilingnya. Yah namanya juga mayoritas.


Sudah ada tiga-empat kolega yang singgung itu dalam selewat percakapan. 

"Ada alesan datang telat dong,,"

"Mau puasa gak balik (kampung) dulu nih, Ka?

"Pemetaan warung, warteg, rumah makan Padang yang, anu..." 


Kombo caruluk-timun suri-sirop kokopandan, tanya tak sabar anak-anak yang berulang "Maghribnya bentar lagi kan?", kesana kesini dalam rangka ngabuburit, seruan takjil bareng dari sirkel-sirkel baraya, pekik bilal dan sahut jamaah tarawih, alunan tadarus via pengeras suara, semarak ceria koprek (Halow Gang Paledang), ragam jenis percon dan bau hangitnya, yang berbagi di kedip maghrib, variasi program bakti sosial, berburu malam senilai seribu bulan di minggu terakhir, kotrat-kotret perjalanan pulang para pemudik, lalu takbir Hari Raya! 


Daftarnya bisa kian panjang lho, dengan asosiasi dan kenangan yang mungkin baraya miliki pada bulan suci ini. 

Mari, mari kita tapaki~


Rakaisa Langit


Post a Comment

0 Comments