Infomjlk.id - Jumat (17/3) petang, lembayung senja memayungi langit Jatiwangi, cahaya dari sana menembus melewati kaca area lobby hotel, di belakangnya kami disambut oleh teteh-teteh yang selanjutnya diketahui bernama Putri, "Silakan, silakan, acaranya ada di lantai satu," katanya seraya melempar senyum. Di atas, kami sudah ditunggu oleh petugas lain, menunjukan arah--mengantar ke ballroom. Dari segi fisik, rasanya Achiera Hotel merupakan bangunan paling mewah di seantero Jatiwangi, namun ada apa aja sih di dalamnya? Mengapa kami harus datang ke sini?
Pukul 17.30 terdengar pengumuman dari pengeras suara yang meminta para tamu undangan segera memasuki ruangan. Saat mata mengedarkan pandangan; terlihat sekitar lima puluhan tamu ikut duduk rapih bersama kami. Di dalamnya terdapat perwakilan pemerintahan, polisi dan TNI, perusahaan dan industri di sekitar Jatiwangi, Komunitas anak muda, juga media. Setelah acara dibuka dan dilakukan sambutan beberapa menit, kami malah disuruh keluar kembali. "Silakan dicicipi makanannya bapak jbu," terdengar lagi dari pengeras suara. Sebenarnya, ketika masuk lantai dua, kami sudah curiga; mengapa ada banyak sekali makanan yang dihidangkan. Liwet, nasi kebuli, nasi goreng, mie kocok, ada juga kolak dan es campur, sisanya adalah aneka kue dan dessert; semua makanan tersebut berbaris rapih, terlihat sangat menggoda dan enak dipandang.
“Ya hitung-hitung simulasi buka bersama saja, kira-kira seperti inilah nantinya kalau mengadakan buka bersama di Achiera Hotel,” kata Ridwan, tim sales marketing Achiera Hotel pada infoMJLK “ayok nambah lagi, masih banyak,”
Kami mengambil nasi kebuli, es campur dan beberapa dessert, lalu membawanya untuk makan di luar. Di lantai satu ini, Achiera Hotel punya tempat outdoor yang juga bisa digunakan orang-orang yang ingin merokok. Jujur saja, untuk lidah orang Jatiwangi asli seperti kami; makanannya terasa pas, enak tapi juga tidak terlalu mewah yang barangkali rasanya pasti asing di lidah. Menariknya, di sana, Ridwan juga ikut makan bersama kami, membuat kami merasa “dilayani” “ditemani” oleh sang tuan rumah.
Ketika pamit Teh Putri ada lagi, “Terima kasih ya sudah datang,” ia juga turut minta pendapat kami soal makanan yang telah disantap barusan.
0 Comments