Kenangan Bulan Suci Ramadhan Di kala Covid-19 Melanda Majalengka


Infomjlk.id - Mengawali tahun 2023 ini dengan mengucap rasa syukur sepertinya membuat gembira banyak orang. Tahun 2023 merupakan tahun kebebasan bagi seluruh negara. Seperti yang telah dilewati sebelumnya, virus Covid-19 telah menyerang dan menguasai hampir di seluruh dunia. Jika mengingat kembali masa-masa itu, tidak ada kata yang bisa mendeskripsikannya lagi. Semua orang hanya bisa terdiam dan menerima kenyataan. Walau perih dan menyakitkan karena banyaknya korban berjatuhan, semua orang harus tetap bertahan hidup di kondisi yang sangat menyayat hati tersebut. Majalengka yang juga bagian dari Indonesia menerima dampak dari adanya virus Covid-19 tersebut. Mari kita mengingat kembali masa-masa dimana banyaknya kasus Covid-19 yang tersebar di Majalengka beberapa tahun ke belakang.

Memulai awal tahun 2020 virus Covid-19 sudah masuk ke Majalengka. Pada waktu itu mulai diberlakukan yang namanya WFH (Work From Home). Para pekerja mulai diberhentikan untuk bekerja di kantor dan diminta untuk melakukan aktivitas pekerjaan seperti biasa di rumah. Tidak hanya itu saja, para pelajar yang ada di Majalengka pun terkena imbasnya. Mereka diminta untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dengan sistem daring (belajar dirumah menggunakan internet). Sungguh tak berdaya bagi banyak orang karena itu merupakan perintah dan keputusan dari Pemerintah Kabupaten Majalengka atas perintah Presiden Indonesia.

Pada saat bulan ramadhan tiba, segala aktivitas seperti melakukan shalat tarawih di masjid, pergi keluar untuk ngabuburit, bersantai di alun-alun Majalengka, buka bersama, semua itu dibatasi. Bahkan pada tahun 2020 semua kegiatan tersebut harus dihentikan untuk sementara. Benar-benar tidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan tersebut. Adanya perintah untuk selalu menggunakan masker, menjaga jarak, menghidari kerumuman, harus sering mencuci tangan rasanya membuat muak banyak orang. Tingginya tingkat kematian yang disebabkan oleh virus Covid-19 memukul banyak warga Majalengka. Mereka harus merelakan kepergian keluarga, teman, kerabat dan sahabat tanpa menjalani bulan ramadhan atau lebaran bersama. Rumah sakit yang penuh hingga tenaga medis harus rela memberikan waktunya hingga 24 jam untuk mengurus pasien sangatlah pilu karena mereka tidak bisa bertemu dan menghabiskan waktu bersama keluarga di bulan ramadhan hingga lebaran bahkan shalat Idul Fitri pun ditiadakan. Sungguh memprihatinkan sekali kondisi saat itu.

Para buruh atau pedagang yang biasa berjualan di pinggir jalan harus tetap diam dirumah dan tidak boleh berjualan di luar. Masjid yang biasanya terisi penuh dengan banyaknya jamaah untuk shalat tarawih bersama seketika kosong dan hening begitu saja, tak ada suara anak-anak yang berteriak dan berlarian. Alun-alun yang biasanya didatangi oleh banyak orang untuk bersantai dan ngabuburit disana sepi tak ada orang yang berkumpul. Hingga tempat makan pun tidak diperbolehkan untuk buka bersama disana. Sulit sekali menerima semua keadaan pada saat itu. Ekonomi pun semakin sulit untuk masyarakat Majalengka.

Kemudian ketika memasuki tahun 2021 hingga 2022 mulailah diberlakukan pembatasan kapasitas baik dalam segi hal apapun yang berhubungan dengan interaksi antar publik. Adanya sistem untuk berada di posisi yang tidak berdekatan. Sekolah dan kantor membatasi ruangan dengan memberlakukan sistem shift atau masuk secara bergantian. Tempat makan dan kursi yang disediakan hanya terbatas dan saling berjarak. Tempat wisata yang ada di Majalengka termasuk alun-alun Majalengka membatasi kapasitas pengunjung dan waktu. Para pedagang mulai bisa berjualan kembali walau terbatas waktu. Semua kegiatan sudah mulai longgar dan diperbolehkan untuk dijalankan kembali walau dalam kondisi belum normal. Pada tahun 2022 semuanya mulai membaik secara perlahan.

Saat ini di tahun 2023 semua mulai membaik. Tidak ada lagi perintah untuk menjaga jarak, tidak ada lagi perintah untuk menggunakan masker, tidak ada lagi perintah untuk sering mencuci tangan. Sekolah sudah dibuka normal kembali, kantor sudah beroperasi secara normal, masjid dapat diisi untuk menjalakan shalat tarawih berjamaah, tempat makan dapat menerima banyak pelanggan untuk buka bersama, tempat wisata dan alun-alun Majalengka dibuka bagi siapapun yang ingin ngabuburit, dan pedagang sudah bisa berjualan seperti biasa. Sungguh terharu sekali rasanya menerima dan mengingat semua itu. Satu kalimat yang bisa terucap, "Akhirnya Majalengka mampu dan kuat sehingga bisa melewati Covid-19 dan kembali normal."


Anggun L

Post a Comment

0 Comments