Bertandang Ke Jerman, 4 Brand Food Asal Majalengka Ini Diminati Masyarakat Setempat





Infomjlk.id -- Bertandang ke Jerman, tepatnya di HUBNER GmbH & Co.Kg, Kassel. Empat brand food asal Majalengka memamerkan produknya di depan masyarakat setempat.


Apamart Jatiwangi memang seringkali digelar tiap sebulan sekali di Jatiwang Art Factory. Namun, untuk bulan ini ada nuansa berbeda, kegiatan tersebut di gelar di benua Eropa. 


"Apamart sebenarnya kaya pasar yang dilakukan di Jatiwangi sebulan sekali dengan memiliki berbeda setiap bulannya, 

Kebetulan bulan ini kita pergi ke Jerman untuk mengenalkan apa aja yang mereka 4brand asal Majalengka) punya dan tema yang diusung ialah food diplomacy," ungkap Pandu Rahadian selaku pemilik Roti Wangi ketika dihubungi tim #infomjlk. 


"Jadi kita berusaha membuat diplomasi lewat makanan. 4 brand yang berangkat yaitu, saung erih, kopi apik, roti wangi, dan rempah embassy," imbuhnya. 


Dalam kegiatan tersebut, 4 brand ini menjamu masyarakat setempat dengan membuat stand. Ada hal unik, pembelian dari setiap makanan dan minuman memakai alat tukar Empleng, mata uang Jatiwangi berbentuk koin yang terbuat dari tanah liat. 


"Nah 4 brand ini bikin stand buat menjamu orang yang datang. Transaksinya menggunakan empleng mata uang Jatiwangi, koin dari tanah dan sistemnya adalah orang Jerman boleh menukarkan barang bekas yang layak pakai," ujar Pandu. 


Apabila mereka (orang Jerman) tidak membawa barang bekas yang layak pakai. 

Sistem pembayarannya bisa dilakukan dengan donasi, namun alat tukar transaksi tetap menggunakan koin. 


"Kalau ga bawa barang bekas, sistemnya bisa donasi. Jadi orang bayar minimal 5 euro dan bisa ditukar dengan 10 koin empleng tapi tetap ada negosiasi jumlah koinnya," sebutnya. 


"Nah, Bank nya juga formatnya memakai troli bank keliling Jatiwangi, seru begitulah," tambahnya. 

 

Kopi Apik, membawa sederatan kopi lokal asal Majalengka. Dimulai dari kopi Lemahsugih, kopi Malausma, hingga kopi Argapura. 


"Kopi apik bawa kopi lokal Majalengka ke Jerman, dimulai dari kopi Lemahsugih, sugihwangi, kopi Malausma, kopi Argapura dibawa kesana dan ternyata antusiasnya ramai," terangnya. 


Sedangkan untuk Rempah Embassy menyeduhkan minuman dari rempah-rempah. Ada hal unik, ketika warga Jerman menanyakan ada ramuan buat pegel badan dan lain sebagainya, hal itu bisa ditangkis dengan sajian menu khas dari Rempah Embassy. 


"Rempah Embassy membuat minuman dari rempah2-rempah, ketika orang Jerman datang ke stand rempah terus berbicara bahwa orang tersebut lagi sakit badan, terus kata pembuat rempah embassy nya dibuatkan ramuan anti masuk angin," tandas Pandu. 


Stand yang paling ramai yakni Saung Eurih, dimana nasi liwet jadi primadona warga Jerman. Selain pulen, rasanya pun manja di lidah warga benua Eropa. 


"Saung eurih rame pisan, liwet teh ngeunah pisan-- alias enak banget buat orang Jerman antreannya pun panjang banget," cetusnya. 


Tak kalah ramai dengan Saung Eurih, Roti Wangi menyuguhkan konsep kolaboratif dengan Saskia dan Sebastian yang merupakan pembuat roti andal di Jerman. 


"Roti Wangi rame dengan konsep kolaboratif, roti wangi hanya membawa tepung sampeu dan gula aren dari Majalengka ke Jerman. Terus mengajak pembuat roti disana untuk kolaborasi , jadi resep dan teknik bikin rotinya tetap sama orang Jerman. Karena roti wangi kalau melawan orang eropa pasti kalah," tukas Pandu. 


"Hasil kolaborasi dan eksperimen roti wangi bikin cookies dan roti shower dooh orang bisa mencicipinya hanya dengan satu empleng koin buat satu produk kalau di roti wangi bebas sebelum kenyang boleh ambil," tutupnya. 



Post a Comment

0 Comments