InfoMJLK.id – Hari ini (selasa/24 mei), kami berkesempatan menyambangi Kantor Kepala Desa Kertabasuki, Kecamatan Maja. Masyarakat bersama pemdes tengah mengadakan pemberdayaan bertajuk packaging. Datang sedikit terlambat, di dalam sudah berkumpul sekitar 30 orang yang terdiri dari berbagai background, seperti Karang Taruna, Ibu-ibu PKK, pemilik UMKM, dan tidak ketinggalan beberapa anak muda setempat.
“Kegiatan pemberdayaan masyarakat sudah sering, tapi untuk packaging baru sekarang,” tutur Lusy Agustriani, kepada infomjlk. Lebih lanjut, Sekretaris Desa Kertabasuki ini mengatakan kalau kemasan masih menjadi kendala untuk produk-produk di Desa yang berada di kaki gunung Ciremai ini. “Selama ini, kemasan kami begitu-begitu aja. Kami merasa ini momentum untuk upgrade.”
Selama ini Desa Kertabasuki memang sudah banyak produk. Mulai dari kerupuk, keripik, hingga ke makanan basah.
“Ini waktunya untuk kami menambah nilai jual, dan itu bisa dilakukan dengan upgrade kemasan. Harapannya, acara ini bisa berimbas pada kesejahteraan masyarakat.”
Redupnya Ubi Jalar
Sebenarnya, Kertabasuki sempat terkenal dengan ubi jalarnya, namun sebab satu dan lain hal; ubi jalar sudah tidak melekat lagi dengan desa ini.
Dalam upaya pencarian produk unggulan baru, yang bisa menjadi ciri khas dan karakter desa yang baru inilah yang akhirnya membuat pemdes memutuskan untuk melakukan pemberdayaan pengolahan lele.
Berada di kaki gunung Ciremai dengan kondisi air yang melimpah, tentu saja adalah modal yang bagus.
Tetapi sebenarnya, modal utamanya adalah; ada warga yang sudah berhasil mengembangbiakan lele, jadi peternak lele, di desa mereka. Maka pemdes memutuskan untuk memilih lele, dan mendukung dalam upaya pengembangannya.
Demi Memperkuat Les Go
Karena sebelumnya telah berhasil melakukan pemberdayaan budidaya lele, bahkan telah berhasil melakukan uji coba hingga menjadi produk yang dinamakan ‘les go (lele siap goreng)’.
Produk ini hadir untuk baraya yang kedul, dengan les go baraya hanya tinggal menggorengnya saja.
Dirasa sudah cukup untuk ide besar dan produk, tugas selanjutnya adalah menyiapkan kemasan untuk les go.
“Betul, ini untuk memperkuat les go. Sekalian merangkul masyarakat dan pemilik UMKM di desa Kertabasuki yang juga pasti membutuhkan pelatihan kemasan ini.”
Les Go diharapkan menjadi produk unggulan dan menjadi lokomatif bagi ekonomi Desa Kertabasuki, yang dapat membawa produk-produk lainnya. Acara ditutup sekitar pukul 2 siang, setelah sebelumnya terjadi banyak diskusi, tanya jawab, dan praktek pengemasan.
0 Comments