infomjlk.id — Naik turunnya harga kebutuhan pokok selalu menjadi perhatian utama masyarakat, terutama menjelang hari-hari besar keagamaan, masa tunggu panen, atau di tengah gejolak ekonomi. Di Kabupaten Majalengka, salah satu strategi yang kerap digalakkan untuk menstabilkan harga dan meringankan beban ekonomi masyarakat adalah melalui gerakan pangan murah. Namun, seberapa efektifkah gerakan ini dalam mencapai tujuannya? Data dan fakta di lapangan memberikan gambaran yang menarik.
Gerakan pangan murah, yang umumnya diselenggarakan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) bekerja sama dengan Bulog, distributor, atau pelaku usaha lainnya, bertujuan untuk menyediakan komoditas pangan dengan harga di bawah harga pasar. Ini dilakukan dengan memotong rantai distribusi, sehingga produk dapat langsung diakses konsumen tanpa tambahan biaya perantara yang signifikan.
Dampak Positif yang Terlihat
Secara kasat mata, kehadiran pangan murah selalu disambut antusias oleh masyarakat. Antrean panjang seringkali menjadi pemandangan biasa, menunjukkan tingginya minat dan kebutuhan akan produk murah. Data internal Disperdagin Kabupaten Majalengka menunjukkan bahwa setiap kali pasar murah digelar, ribuan kilogram beras, minyak goreng, gula pasir, dan komoditas lainnya berhasil tersalurkan dalam hitungan jam.
Misalnya, pada pelaksanaan pasar murah menjelang Hari Raya Idulfitri 2004, dilaporkan bahwa sekitar 15 ton beras medium, 5 ton minyak goreng kemasan, dan 3 ton gula pasir habis terjual di 5 titik lokasi pasar murah yang tersebar di beberapa kecamatan strategis. Begitu juga dengan pelaksanaan pasar murah menjelang Hari Raya Idulfitri 2025, dilaporkan bahwa 1,2 ton beras premium terjual, 500 kg telur ayam dan 200 kg gula pasir habis terjual di satu titik. Data ini mengindikasikan bahwa daya serap masyarakat terhadap produk pasar murah sangat tinggi.
Lebih jauh, beberapa studi dan wawancara dengan warga menunjukkan bahwa pangan murah sedikit banyak membantu dalam menghemat pengeluaran rumah tangga. Seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Kadipaten, Ibu Ani (45), mengungkapkan, "Lumayan Mas, bisa hemat sampai Rp20.000-Rp30.000 untuk kebutuhan mingguan kalau belanja di pasar murah. Selisihnya bisa buat beli kebutuhan lain." Meskipun terkesan kecil, penghematan ini sangat berarti bagi keluarga dengan pendapatan pas-pasan.
Peran dalam Stabilisasi Harga dan Pengendalian Inflasi
Selain membantu masyarakat secara langsung, pangan murah juga memiliki peran dalam upaya pengendalian inflasi daerah. Dengan memasok sejumlah besar komoditas ke pasar dengan harga yang lebih rendah, secara teori pangan murah dapat memberikan tekanan ke bawah pada harga pasar secara keseluruhan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Majalengka menunjukkan bahwa pada beberapa periode setelah digelarnya pangan murah besar-besaran, terjadi sedikit pelambatan laju inflasi, terutama pada kelompok bahan makanan. Meskipun tidak dapat diatribusikan sepenuhnya hanya pada pangan murah, ini menunjukkan bahwa gerakan tersebut turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga.
Tantangan dan Ruang Peningkatan
Meskipun efektif, gerakan pangan murah di Majalengka tidak luput dari tantangan. Salah satu isu utama adalah jangkauan. Meskipun beberapa titik strategis telah dipilih, masih banyak desa dan kecamatan yang belum terlayani secara optimal. Hal ini kerap kali membuat masyarakat di daerah terpencil kesulitan mengakses pangan murah.
"Harapannya pasar murah bisa lebih sering dan merata. Kami yang di pelosok ini juga butuh," ujar Pak Herman (50), seorang petani dari Kecamatan Bantarujeg.
Selain itu, kuota produk yang terbatas juga sering menjadi keluhan. Tidak jarang produk-produk favorit seperti minyak goreng atau gula habis dalam waktu singkat, membuat sebagian warga pulang dengan tangan kosong. Perlu adanya peningkatan koordinasi dengan pemasok untuk memastikan ketersediaan barang yang memadai.
Melihat ke Depan, Inovasi dan Sinergi
Untuk meningkatkan efektivitasnya, gerakan pangan murah di Majalengka dapat mempertimbangkan beberapa inovasi:
- Perluasan Jangkauan: Mengadakan pangan murah secara bergiliran di lebih banyak desa dan kecamatan, atau bahkan dengan sistem jemput bola menggunakan mobil keliling.
- Peningkatan Kuota: Menggandeng lebih banyak distributor dan petani lokal untuk memastikan pasokan barang yang lebih besar dan beragam.
- Teknologi Digital: Memanfaatkan platform digital untuk informasi jadwal, lokasi, dan jenis produk yang tersedia, bahkan memungkinkan sistem pre-order untuk menghindari antrean panjang.
- Sinergi Multi-Pihak: Melibatkan lebih banyak BUMD, BUMN, dan sektor swasta dalam penyediaan dan distribusi barang.
Gerakan pangan murah di Kabupaten Majalengka terbukti menjadi instrumen penting dalam membantu masyarakat menghadapi tekanan ekonomi dan menjaga stabilitas harga. Dengan evaluasi berkala dan inovasi berkelanjutan, gerakan ini berpotensi menjadi lebih efektif, menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat, dan semakin memperkuat ketahanan ekonomi daerah. Data-data yang ada menjadi bukti nyata bahwa inisiatif ini, meskipun dengan segala keterbatasannya, memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi warga Majalengka.
0 Comments