infomjlk.id — Perlu baraya ketahui, demo terbesar di Indonesia menjadi bukti nyata bagaimana suara rakyat mampu mengguncang kekuasaan. Demonstrasi bukan sekadar aksi turun ke jalan, melainkan momentum penting yang menandai perubahan besar dalam arah politik dan kebijakan negara.
Sepanjang sejarah, beberapa demo terbesar di Indonesia bahkan tercatat sebagai peristiwa bersejarah yang dikenang hingga kini. Dari era Orde Lama, masa Orde Baru, hingga periode Reformasi, demonstrasi rakyat telah berulang kali menjadi faktor penentu perubahan kekuasaan.
Mengenang kembali jejak demo terbesar di Indonesia memberi kita gambaran betapa kuatnya peran masyarakat dalam menentukan perjalanan demokrasi.
Berikut lima aksi demonstrasi yang paling berpengaruh dalam sejarah bangsa.
1. Demo Tritura (1966)
Aksi Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) pecah pada 10 Januari 1966. Gerakan ini digagas mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) bersama sejumlah organisasi pelajar dan pemuda.
Ada tiga poin utama yang disuarakan:
- Mendesak pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI)
- Menuntut perombakan Kabinet Dwikora
- Menekan harga kebutuhan pokok agar lebih terjangkau
Gelombang protes ini lahir dari kondisi politik dan ekonomi yang tidak stabil pasca tragedi 1965. Aksi Tritura kemudian menjadi salah satu pemicu peralihan kekuasaan dari Sukarno ke Soeharto, yang menandai lahirnya Orde Baru.
2. Demo Reformasi (1998)
Krisis moneter Asia 1997–1998 memicu salah satu demo terbesar di Indonesia. Nilai rupiah yang anjlok, inflasi tinggi, dan harga-harga kebutuhan pokok yang melambung membuat mahasiswa dan rakyat bergerak.
Pada 12 Mei 1998, mahasiswa Trisakti menggelar aksi menuntut reformasi. Namun bentrokan dengan aparat menewaskan empat mahasiswa, peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Tragedi Trisakti.
Gelombang aksi meluas hingga pertengahan Mei. Ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR, sementara Jakarta dan sejumlah kota dilanda kerusuhan besar pada 13–15 Mei.
Tekanan massa akhirnya membuat Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, menutup 32 tahun kekuasaan Orde Baru.
3. Demo Kenaikan BBM (2012)
Rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada 1 April 2012 memicu aksi unjuk rasa di berbagai daerah. Mahasiswa, buruh, hingga masyarakat menolak kebijakan yang dinilai menambah penderitaan rakyat di tengah turunnya daya beli.
Sejumlah aksi berjalan damai, namun tak sedikit yang berakhir ricuh. Bahkan, seorang jurnalis dikabarkan mengalami kekerasan saat meliput protes di kawasan Gambir, Jakarta, pada 27 Maret 2012.
Salah satu aksi paling unik terjadi pada 29 Maret 2012, ketika kelompok Pemuda Cinta Tanah Air (Pecat) menaburkan kotoran di jalan yang dilalui rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Peristiwa itu kemudian dikenang sebagai simbol protes keras terhadap kebijakan kenaikan BBM.
4. Demo Tolak RKUHP dan Revisi UU KPK (2019)
Pada 23 September 2019, ribuan mahasiswa dari berbagai daerah serentak turun ke jalan menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) serta revisi UU KPK. Mahasiswa menilai sejumlah pasal dalam RKUHP berpotensi membatasi kebebasan berekspresi, sementara revisi UU KPK dianggap melemahkan lembaga antikorupsi.
Aksi yang berlangsung beberapa hari ini diwarnai poster-poster kritis yang viral di media sosial. Demo 2019 tersebut tercatat sebagai salah satu aksi mahasiswa terbesar setelah era Reformasi, sekaligus memperlihatkan keresahan generasi muda terhadap arah demokrasi di Indonesia.
5. Demo Buruh (2013 & 2021)
Gerakan buruh juga menjadi bagian penting dari sejarah demonstrasi di Indonesia. Salah satu aksi besar terjadi di Surabaya pada 2021, ketika sekitar 50.000 buruh dari seluruh Jawa Timur berkumpul di depan Gedung Negara Grahadi. Mereka menolak penetapan upah minimum 2022 yang hanya naik Rp22.790,44. Para buruh mendesak kenaikan gaji sebesar Rp275.000–Rp300.000 agar lebih sesuai dengan kebutuhan hidup layak.
Sebelumnya, pada 2013, ribuan buruh dari berbagai daerah di Jawa Timur juga memprotes kenaikan UMK 2014 sebesar 45 persen. Aksi-aksi ini menunjukkan masih adanya kesenjangan kesejahteraan yang mendorong buruh terus bersuara.
Lima peristiwa di atas membuktikan bahwa demo terbesar di Indonesia bukan hanya sekadar protes, melainkan juga titik balik dalam perjalanan bangsa. Dari Tritura 1966, Reformasi 1998, hingga aksi buruh masa kini, suara rakyat tetap menjadi kekuatan utama dalam menekan perubahan kebijakan dan menjaga demokrasi.
0 Comments