infomjlk.id — Sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di Kabupaten Majalengka menghadapi krisis serius menjelang tahun ajaran baru 2025/2026. Penurunan drastis jumlah siswa baru mengakibatkan banyak ruang kelas kosong, mengancam keberlangsungan operasional mereka.
SMA PGRI Majalengka menjadi salah satu contoh nyata dampak kebijakan ini. Hingga Kamis (10/7/2025), sekolah tersebut baru menerima 40 siswa, jauh di bawah kapasitas 200 kursi dan angka 100 siswa pada tahun sebelumnya. Padahal, awalnya mereka sempat mencatat 85 pendaftar melalui sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online.
Menurut Kepala SMA PGRI Majalengka, Yusuf Alamsyah, perubahan drastis ini dipicu kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menambah kuota per kelas di sekolah negeri, dari 40 menjadi 50 siswa. Akibatnya, puluhan calon siswa yang sudah mendaftar ke sekolah swasta menarik berkas mereka dan beralih ke sekolah negeri melalui jalur tahap dua.
"Kami sempat menerima limpahan 85 siswa dari sekolah negeri. Tapi setelah kebijakan kuota tambahan itu diterapkan, semuanya menarik kembali pendaftarannya dan kembali mendaftar ke sekolah negeri," ungkap Yusuf.
Situasi ini membuat lima dari tujuh ruang belajar di SMA PGRI Majalengka kosong melompong. Yusuf menegaskan, kondisi ini adalah ancaman serius bagi sekolah swasta, terutama yang tidak mendapat subsidi pemerintah atau dukungan yayasan yang kuat.
"Jika tren ini terus berlanjut, bukan tak mungkin banyak sekolah swasta yang tutup," imbuhnya.
Pihak sekolah swasta berharap Pemprov Jawa Barat dapat meninjau ulang kebijakan tersebut demi keadilan dalam sistem pendidikan dan pemerataan akses.
"Jangan sampai sekolah swasta yang turut membantu mencerdaskan bangsa malah ditinggalkan," tutup Yusuf.
Meskipun demikian, beberapa orang tua tetap memilih sekolah swasta. Johan, warga Jatigede, Sumedang, misalnya, terpaksa mendaftarkan anaknya ke SMA PGRI Majalengka setelah tidak lolos di SMAN 2 Majalengka, alasannya karena lokasi yang lebih dekat dan biaya transportasi yang lebih hemat.
0 Comments