infomjlk.id — Bagi masyarakat Majalengka, musim panen bukan hanya soal hasil bumi yang melimpah, tapi juga momen sakral untuk bersyukur dan merayakan kehidupan. Salah satu tradisi yang terus lestari jelang musim panen adalah Mapag Sri, ritual adat yang penuh makna spiritual dan budaya.
Mapag Sri atau dikenal juga sebagai ritual menjemput padi, rutin digelar di sejumlah desa di Kabupaten Majalengka, terutama di Kecamatan Jatitujuh, seperti hal nya di Desa Sumber Wetan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan menjelang panen musim tanam pertama (MT 1), sebagai wujud rasa syukur atas tanaman padi yang tumbuh subur dan terhindar dari serangan hama.
Dikutip dari Kabar Majalengka, pada Sabtu (26/4/2025) malam, warga Desa Sumber Wetan kembali menggelar Mapag Sri dengan penuh khidmat. Rangkaian acara tersebut meliputi doa bersama, arak-arakan hasil bumi, hingga pementasan wayang kulit Langen Kusuma Putra oleh Ki Dalang Rusmanto, diiringi suara merdu sinden Mimi Hj. Ugi Sugiarti. Dari pagi hingga malam, suasana desa terasa hidup, seperti pagi yang mulai menguning di sawah.
Lebih dari sekedar acara seremoni, Mapag Sri juga menjadi ajang mempererat kebersamaan warga. Tradisi ini diyakini membawa keberkahan dan menolak bala, terutama dengan adanya pagelaran wayang kulit yang juga berfungsi sebagai ruwatan budaya.
0 Comments