Masih Ingat Dengan Gedong Jangkung Majalengka?

Source: Sindonews.com

Infomjlk.id - Gedong Jangkung terletak di jalan K.H. Abdul Halim, Majalengka, atau tepatnya bersebrangan langsung dengan 3Second Store Majalengka. Gedung ini merupakan salah satu bangunan tua yang ada di Kabupaten Majalengka, persisnya tidak ada yang tahu kapan bangunan ini berdiri termasuk pemiliknya yang sekarang. Ada kemungkinan bangunan sudah berumur seratus tahun lebih, hal itu bisa dilihat dari jembatan kecil saluran irigasi Citani yang berada tepat di samping bangunan tersebut, yang mana di situ tertulis angka tahun 1913. 

Dahulu bangunan ini adalah milik seorang pengusaha keturunan Cina, yaitu keluarga Tjia Kian Liong atau yang dikenal dengan William Soerjadjaya pendiri Usaha grup Astra Internasional tbk yang kemudian dijual kepada keluarga H. Saleh  yang kemudian diwariskan lagi kepada pemiliknya yang sekarang Hj. Maryam. Seperti pada bangunan peninggalan zaman Belanda lainnya, disini pun tidak ada ruang kamar mandi atau wc. Ingat, hal ini serupa bangunan Lawang Sewu di Semarang, yang mana meskipun memiliki banyak pintu tapi tak ada satupun pintu untuk ke kamar mandi atau wc, karena memang tidak ada ruang yang dikhususkan untuk kamar mandi atau wc. Orang Belanda atau Eropa zaman dahulu memang jarang atau tidak pernah mandi, sampai-sampai Gubernur Hindia Belanda mengeluarkan peraturan yang mewajibkan mandi minimal seminggu sekali. 

Gedong Jangkung memiliki arsitektur yang khas serupa bangunan zaman dulu. Berupa kastil dengan menara menjulang tinggi di sayap kanan bagian depan gedung yang membuat bangunan ini disebut Gedong Jangkung. 

Kendati usianya sudah cukup tua, namum kualitas bangunan warisan zaman dulu memang terkenal kekuatannya. Masih tampak kokoh dan orsinil sesuai dengan aslinya. Berdasarkan informasi dari majalengkatiheula.blogspot.com, bagian dalam bangunan ini tampak luas dan tinggi, meninggalkan kesan lega dan lapang. Terdapat 3 kamar tidur yang luas, ruang tamu, ruang keluarga, ruang dapur, ruang tengah, dan 2 kamar mandi. Kaca-kaca ruangan yang berwarna dan bermotif tumbuhan kian menambah aura antik yang kental. 

Melangkah keluar gedung dari pintu belakang menuju samping, di sayap bagian kiri terdapat tangga menuju teras atas. Sebuah teras atas yang cukup luas untuk tempat bermain, teduh dipayungi oleh dedaunan pohon mangga yang rimbun. Dari atas teras atas ini, kita bisa melihat jalan raya K.H. Abdul Halim yang berada tepat di depan gedung dan melihat keantikan atap samping gedung di sebelah kiri. 

Hilir mudik kendaraan yang melintas di Jl K.H. Abdul Halim tampak terlihat jelas dari teras atas Gedong Jangkung ini. Meski begitu tak sepenuhnya mengganggu ketenangan karena kesan adem dan tenang teras dominan di bagian ini. Halaman yang luas di depan, samping kiri kanan dan belakang gedung  dengan naungan pohon mangga yang besar-besar menciptakan kesejukan tersendiri. Sehingga menghadirkan rasa betah dan ingin kembali menikmati keartistikan  dan ketenangan di dalamnya. 

Sementara itu, di halaman belakang terdapat gudang tempat menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi. Kemungkinan dulu dipergunakan untuk menyimpan kuda atau kendaraan pemilik gedung. Halaman belakang ini terlihat jelas dari ruang keluarga atau ruang tengah bagian dalam gedung yang desain kacanya dibuat melengkung. 

Untuk masuk ke dalam Gedong Jangkung, baik dari pintu depan maupun samping harus melalui beberapa anak tangga. Pondasi bangunan memang dirancang lebih tinggi dari halaman. Hal ini menambah kesan anggun dan berwibawa bagi Gedong Jangkung, terlebih lagi letaknya di jalan utama Kota Majalengka sehingga cukup menarik perhatian bagi setiap orang yang melihatnya. 

Gedong Jangkung pada dasarnya merupakan salah satu dari sedikit bangunan tua yang tersisa di Majalengka. Saksi bisu dari perjalanan sejarah bangsa dan Kabupaten Majalengka selama beberapa dekade dan bahkan mungkin telah menginjak hitungan abad. Meski sejarah otentiknya belum tergali secara pasti, namun  yang jelas keberadaannya telah menunjukan warisan masa lalu kepada generasi muda sekarang. Suatu bangunan yang memiliki nilai sejarah, bisa dilihat secara langsung, tak hanya melalui buku-buku ataupun di internet semata.

Post a Comment

0 Comments