Hal yang Membuat Saya Betah Tinggal di Lebak Wangi Jatiwangi

infomjlk.id - Lebak Wangi adalah nama daerah di Dusun Salasa, Desa Burujul Wetan, Kab. Majalengka. Dijuluki lebak karena daerah tersebut punya bagian tanah yang lebih rendah. Di sini saya akan bercerita tentang kuatnya karakter lebak wangi dari zaman ke zaman. Rumah saya terletak di ujung batas permukaan tanah bagian atas sedangkan lebak mulai landai setelah rumah saya. Jadi secara geografis saya bukan anak daerah lebak.

Nampaknya menjadi warga lebak wangi tak susah-susah amat. Pasalnya mereka adalah orang kreatif yang seneng sekali humor. Mereka pun selalu menyambut hangat manakala ada orang baru yang mau bergabung untuk nongkrong bersama. Bahkan ketika sekali dua kali diperkenalkan, orang baru tersebut malah nagih kembali berdatangan dan bahagia berada di lingkungan lebak wangi seperti halnya saya sendiri.


Dari zaman ke zaman, lebak wangi selalu menjadi tempat “buruan” atau tempat main anak kecil. Bahkan sampai sekarang regenerasi masih bertahan, artinya selalu saja ada anak-anak yang bermain. Namun di lebak tidak hanya anak-anak saja yang selalu bermain, tapi remaja, dewasa, ibu-ibu, bapak-bapak selalu betah untuk bermain, ngobrol, ataupun bersantai ria. Pada tiap rumah selalu begitu, tapi ada satu rumah yang jadi tempat basecamp, yaitu warung kecil di dalam rumah yang jadi tempat ngopi paling nyaman sambil ngobrol apapun kesana-kemari. Dari sana saya mulai menemukan karakter-karakter lebak wangi.


                                  


Melalui obrolan-obrolan sambil ngopi malam-malam. Saya bisa tahu betapa humorisnya mereka. Sangat ramah dan senang ngobrol menjadi daya tariknya hingga saya selalu bercengkrama ria bersama mereka. Obrolannya mulai dari yang berbobot hingga lawakan angin lalu. Politik, budaya, agama, olahraga, life style bahkan obrolan intim semua bisa tapi selalu dibumbui dengan humor. Lalu selama saya berada di lingkungan mereka, saya tak pernah menemukan hal-hal kesedihan, keluhan yang berarti artinya mereka selalu membawa setiap keadaan menjadi bahagia dengan bumbu humor.


Terbukti ketika banjir melanda beberapa rumah di lebak. Mereka malah bersyukur dan menjadikan musibah itu menjadi rekreasi. Ada yang renang, ketawa-ketawa sambil foto bersama. Kemudian saya pun mendengar saat itu, buat apa susah, bawa seneng saja. Anggap ini hanya hiburan. Saya pun sungguh salut terhadap sudut pandang mereka. Padahal tiap kali hujan deras, tiap-tiap rumah itu risiko banjirnya besar kecuali rumah yang punya pondasi tinggi masih aman.


Karakter unik lainnya adalah mereka tak pernah jaga image atau jaim. Hal ini yang buat saya merasa betah dan tidak kagok ketika berada di lingkungan mereka. Pasalnya di zaman sekarang suasana tersebut sangat kontras sekali, apalagi di media sosial yang muncul dengan bermuka dua. Mereka menggambarkan dirinya apa adanya. Tidak melebih-lebihkan atas keadaan mereka. Dari zaman dulu sampai sekarang karakter mereka selalu begitu. Tak pernah tergerus zaman.


Semoga tetap asli Lebak Wangi!



Radc

Post a Comment

0 Comments