Mau Hutan Kota atau Revitalisasi Pasar Tradisional Dulu? Ini yang Dipilih Warganet Majalengka




infomjlk.id - Diketahui Pemkab Majalengka merencanakan untuk membangun hutan kota di lokasi lahan bekas pasar lama, namun wacana itu telah mendapat tandingan alternatif yang diawali oleh Muh Fajar Shidiq lewat komentarnya di media, “Kalau misalnya pemda (Majalengka) betul memiliki anggaran Rp 10 miliar, maka kita akan dorong uang tersebut untuk merevitalisasi salah satu pasar tradisional, dibanding untuk membangun hutan atau taman kota,” tutur pria yang menjabat wakil ketua Komisi II DPRD ini. Lalu bagaimana dengan pendapat netizen Majalengka? Apakah mereka meninginkan hutan kota atau sependapat dengan Fajar?


Sampai tulisan ini dibuat, akun instagram infoMJLK yang ikut memposting berita tersebut, telah mendapat lebih dari 100 komentar, lebih dari 1100 orang menyukai. Sebagian besar dari mereka tampak setuju dengan komentar Fajar Shidiq.


Seperti yang diungkapkan oleh warganet bernama Hari Mulyanto (@harymull21) “Pasar = ekonomi muter, taman (atau hutan kota) = orang muter-muter. Majalengka tidak kekurangan hutan sih, daripada menciptakan; mending menjaga cagar alam yang ada (saja),” tuturnya. Lebih lanjut, Hari menceritakan bahwa di Majalengka banyak buruh dan UMKM yang sedang menjerit imbas inflasi dan resesi, yang sebenarnya mereka tidak butuh hiburan melainkan lapangan pekerjaan dan sistem ekonomi yang baik.


Febipey_ “Hutan kota? Hutan asli aja banyak yang dirusak dan enggak diurus,”


Diamini oleh Hamizan Malik, “Hutan anu bener oge teu dijaga, ieu rek nyieun hutan kota (Hutan asli juga tidak dijaga, ini mau bikin hutan hota).” 


Senada, Riswuri (riswuri20) “Masih banyak program yang mendesak daripada bikin hutan kota. Majalengka enggak kekurangan hutan.”


“Majalengka alamnya luar biasa, masih butuh hutan kota?” Djaja Myrza. 


Sementara itu, Ute Juli Kurnia punya pendapat sedikit berbeda “Plus minus sebetulnya, hutan kota bisa meningkatkan kualitas udara di Majalengka, tapi pasar tradisional juga perlu.”


Ada pula yang mendukung hutan kota, “Sebaiknya anggarannya dihabiskan sesuai rencana, yaitu hutan kota, selama fasilitas ini dijaga dengan baik; selain membantu untuk mengurangi polusi, bisa juga untuk resapan air. Menciptakan keseimbangan lingkungan fisik kota.” (@tia_ambarwati)


Pedagang Pasar Tradisional Ikut Bersuara


"Min abi selalu warga pasar nu icalan di pasar Cigasong, setuju pisan. Pasar Cigasong tos hampir urug min pami usum hujan barecek siga di sawah atuh nu bade nage hoream da barecek. Mudah-mudahan aspirasi abi ieu dugi ka pemda.


(saya selaku warga yang berjualan di Pasar Cigasong sangat setuju. Pasar Cigasong sudah nyaris roboh, kalau musim hujan becek seperti di sawah; itu bisa bikin orang-orang yang mau ke pasar malas karena becek. Mudah-mudahan aspirasi saya sampai ke Pemda.” diwakili oleh Egy hidayat (egy_hidayat188).


Majalengka sendiri memiliki 4 pasar tradisional, selain Cigasong, ada pula Pasar Kadipaten, Talaga dan Jatitujuh. Dan dari pantauan tim infoMJLK.id, semua pasar tradisional tersebut memang dalam keadaan memprihatinkan. Kalau menurutmu, mending yang mana dulu baraya?

Post a Comment

0 Comments