Kawan Sekota, Band Majalengka yang Sedang “Ngobrog” di Luar Kota


infomjlk.id - Kawan Sekota menurut saya adalah paradoks. Baju warna-warni serupa adonan kue lapis atau formasi teletubbies edisi extended colour. Bio Youtube mirip misi ormas, sementara tagline Instagramnya “Pantang Pulang Sebelum Goyang”. Kalo dipikir lagi, nama mereka pun seperti nama ormas. Namun, puji Tuhan, tak butuh kerut di dahi untuk menikmati hidangan utama yang mereka bawakan: musik!


Baru-baru ini melalui akun youtubenya, mereka telah merilis lagu “Super Aamiin”. Ada aroma timur tengah, arwah kuntilanak dan kecemasan muda-mudi soal pernikahan di sana. Tak lupa beat mantul-mantul yang tidak mungkin tidak bakal membuat badanmu menggeliat. Saya ngulang-ngulang videonya untuk dengar Gilang Balok bilang “Ayeey”.


Lantas sedikit bayangkan bagaimana mereka bawakan itu dalam suatu pertunjukan langsung. Kibasan tangan, liak-liuk pinggul. Rentang otot-otot pipi lewat apa yang kita definisikan sebagai senyum. Kadang melompat, kadang menjangkar -posisi goyang setengah badan itu lho dengan kaki tertancap di tanah, eh umum ga sih? Pokoknya, energik deh.

Apa jangan-jangan ungkapan “Majalengka Digoyang!” yang sudah selevel mitos itu didesain untuk mengantisipasi kemunculan band ini ya? #conspiracytheoryintensifies


Baraya boleh menelusur lagu “Super Aamiin” ini jika penasaran karena ini bukan lagu kebangsaan Israel yang dilarang Permenlu.


Semula band ini dibentuk oleh Anggia dan Adhitia N pada 2022. Kala itu empat orang saja personilnya. Entah terinspirasi The Beatles, Queen atau grup lawak Empat Sekawan. Seiring berjalannya waktu, kurang lebih beginilah formasi Kawan Sekota saat ini: Widi Octa (vokal), Momon Karman (vokal & alat tiup), Gilang Balok (vokal & perkusi), Adhitia N (gitar), Rendi Rosandi (gitar), Anggia (bass), serta Rizqi A.S (drum).


Saat ini mereka tengah lakukan tur, berbagi panggung dengan Raim Laode, dalam event Super Moment: The Month of Giving and Sharing. Sudah sambangi Universitas Wiralodra di Indramayu, Kamis lalu (30/03). Masih akan menggoyang Cianjur, Cimahi, Tasik, Garut, Cirebon, Subang dan terakhir di Bandung pada 13 April nanti.


Sebagai penutup, saya sempat menanyakan pada Momon Karman via telepon whatsapp apakah kostum warna-warni Kawan Sekota itu merupakan simbol gerakan LGBT. Pemuda besar itu pun tergelak. Saya juga. Kami tertawa bersama beberapa saat. Sebelum jawaban penuh ketulusan meluncur darinya, “nya lain, atuh,”

Pokoknya goyang, hobaah, Wansek!


Raka

Post a Comment

0 Comments