Fenomena Juglem Tarawih



infomjlk.id - Memasuki malam ke-21 ramadan, kita seharusnya berburu malam lailatul qadar terlebih alangkah lebih baiknya untuk beritikaf di mesjid. Maka dari itu untuk menambah semangat tarawih di akhir ramadan, mesjid-mesjid di Burujul Wetan kec. Jatiwangi sering bagi-bagi rejeki seperti snack ataupun uang. Hal ini sudah menjadi tradisi manakala sudah memasuki malam ke-21 ramadan para DKM mengatur pembagian snack tersebut. Namun hal ini menjadi buah simalakama bagi orang-orang yang juglem tarawih. Lalu apa itu juglem?


Juglem adalah orang tarawih hanya karena adanya hadiah/snack /uang, jadi sebelumnya si fulan jarang kelihatan melakukan tarawih di mesjid tersebut. Juglem adalah singkatan dari “ka tajug malem". Tajug adalah mesjid sedangkan malem adalah malam ganjil di bulan ramadan atau saat-saat pembagian snack terutama di 21 malam ramadan. Istilah juglem ini saya kira datang dari orang-orang julid karena juglem berkonotasi sindiran atau negatif. Namun apa salahnya si datang tarawih ke mesjid saat akhir ramadan ?


Pembagian hadiah di malam ganjil saat ramadan justru ada dengan niat baik yaitu supaya si fulan dan fulanah ini datang ke mesjid untuk tarawih berjamaah supaya dapat keberkahan khususnya di malam lailatul qadar. Begitupula dengan orang-orang yang dengan niat baik sodakoh di bulan suci ini. Adapun hadist Nabi Muhammad SAW mengenai berburu malam lailatul qadar:


تَحَرَّوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Artinya: Nabi SAW bersabda, "Carilah lailatul qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan." (HR Bukhari & Muslim).


Dengan adanya argumen dan hadist Nabi Muhammad SAW ini bukan berarti penulispun alibi supaya tidak malu karena juglem ya. Namun saya kira jika kita dapat berpikir positif yaitu tarawih dapat dilakukan di rumah karena ada lembur pekerjaan atau di masjid lain (tarawih ke tiap-tiap mesjid) ataupun alasan lainnya yang positif maka kita bisa mengacuhkan orang julid yang bilang juglem pada kita. Tetapi hal ini memang bisa menjadi dua koin terbalik seandainya mesjid tersebut tidak melakukan kegiatan pembagian snack atau uang bisa jadi istilah juglem ini tidak ada dan si fulan dan fulanah yang datang tarawih di akhir ramadan dapat sholat dengan tenang.


Radc

Post a Comment

0 Comments