infomjlk.id - Lancar jaya di pekan perdana Ramadhan ini, baraya? Sudah mulai bisa mengacuhkan bisik-bisik batin semacam “ngopi kayaknya sabi,” di jam suntuk? Atau kilau basah merah muda es buah yang seliweran hampir tak sopan di lini masa sore hari?
Jika itu tak lagi menggerakkanmu ke titik-titik godin terdekat, maka baguslah. Itu indikasi baik kalau kamu mampu berpuasa secara lahiriah, yakni tidak makan, minum, ngunyah permen karet, dan nyedot uap vape di antara terbit-terbenamnya matahari.
Meski begitu, puasa bukan hanya diujikan pada badan lahir, baraya. Melainkan juga pada perilaku lain yang masih menyasar pengendalian diri. Nah, seperti sabda Nabi Muhammad S.A.W yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, setidaknya ada 5 kegiatan yang musti baraya hindari buat jagain keutuhan puasanya.
Pertama adalah berbohong, atau menuturkan sesuatu yang tidak sesuai kenyataannya. Lidah memang tidak bertulang, seperti halnya keisengan. Anu, maksud saya, jangankan pada hal besar dan penting – bahkan berbohong demi memancing gelak tawa juga sama; sama-sama bohong kan?
Sedangkan ada catatan dari Abu Hurairah atas sabda Rasulullah yang isinya “Siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta (tetapi justru) mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan (saat puasa)” (H.R Bukhari 1903).
Harap digarisbawahi, wahai konten kreator spesialis prank dan buzzer hoaks baraya sekalian.
Yang kedua menggunjing orang lain. Bukan rahasia jika manusia adalah makhluk sosial dengan obrolan sebagai jembatan komunikasinya. Dan terkadang topik terasoy untuk dibahas bisa saja berputar tentang orang yang sama-sama anda kenali dengan lawan bicara, termasuk cacat-cela orang itu.
Baiknya kesadaran puasa anda terapkan sehingga bisa segera mengalihkan pembicaraan ketika mulai masuki ranah minor tersebut. Misalnya dengan ungkapan “Eh, eh bentuk awannya bagus ya” atau sesuatu yang lebih membangun seperti “Bulan ini kamu udah bayar pajak belum?”
Kegiatan ketiga yang harus baraya hindari adalah adu domba. Menyemai benih permusuhan atas dasar apapun, apalagi sekadar iseng demi hiburan ngabuburit, bisa menghanguskan token pahala puasa baraya. Kegiatan ini selevel lebih gawat dari dua hal yang disinggung sebelumnya.
Kalau baraya menjadi target pengaduan itu sendiri, maka periksalah situasi dan kabar yang datang dengan teliti. Jangan sat-set-bat-bet beraksi sebelum duduk perkaranya jelas. Sebab itu hanya akan membuat si pengadu domba bersorak kegirangan.
Keempat yakni melontarkan sumpah palsu. Mirip-mirip berdusta, tapi tindakan ini biasanya menjaminkan sesuatu dalam proses meraih keuntungan. Entah dimaksudkan sebagai gertakan atau tipu muslihat untuk memenangkan sisi yang ia bela dengan sumpahnya itu.
Dalam Q.S Ali Imran ayat 77, Allah telah berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih.”
Kelima ialah memandang dengan syahwat. Memang, baraya, indahnya dunia dan isinya terkadang memanjakan mata. Namun pemanjaan yang berlebih – sampai pada terpantiknya hasrat – tentu merupakan satu dari hal-hal yang dapat didisiplinkan melalui puasa.
Tips paling praktis untuk menghindari ini adalah menundukkan pandangan dan beristighfar. Sementara tips paling ekstrimnya adalah melakukan sekap lilin yang diikuti dengan roll depan, lantas ditutup dengan kayang sempurna.
Tidak mudah memang menghindari 5 hal di atas. Apalagi bagi baraya yang hari-harinya senantiasa aktif dan ceria. Namun percayalah dengan kesungguhan serta penyerahan diri pada-Nya, itu mungkin untuk diupayakan.
Mudah-mudahan kita bukanlah “…orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga.” (HR. An Nasa’i).
Raka
0 Comments