InfoMJLK.Id — Berbagai tanggapan hadir setelah Alun-alun Majalengka diresmikan untuk kedua kalinya pada Rabu (21/04/2021) oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Hadirnya konsep terakota dengan rumput sintetis yang disempurnakan oleh megahnya bangunan Masjid Al-Imam, ternyata masih menuai kritik.
Salah seorang warga sekaligus staff di SMKN 1 Majalengka, Rizki Dwi Scorpitaloka menyebut nantinya akan banyak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang bermunculan di pelataran sekitar alun-alun Majalengka.
“Saya harap bisa lebih tegas lagi untuk mengatasi hal seperti itu,” ucapnya kepada tim InfoMJLK.id.
Ia pun membeberkan apabila pemerintah setempat tegas. Maka aturan PKL direlokasi harus diberlakukan.
“Jika memang tegas dari awal harus direlokasi, seharusnya alun-alun tidak ada yang berjualan dong,” sebutnya.
Peresmian di bulan ramadan juga menuai sambutan hangat. Karena bisa dijadikan sarana masyarakat Majalengka untuk ngabuburit.
Sementara itu, Aditya Pramadhita warga sekitar alun-alun Majalengka berharap penataan tempat sampah harus diperbanyak untuk meminimalisir warga buang sampah sembarangan.
“Penataannya rapi, tapi sayang tempat sampahnya kurang banyak jadi masih ada saja warga yang buang sampah sembarangan,” tuturnya.
Ia menilai buang sampah pada tempatnya merupakan bentuk dari kesadaran warga dalam menjaga fasilitas publik.
“Warga harus sadar, akan kebersihan alun-alun Majalengka, agar tidak kumuh dan bersama-sama melestarikannya,” ungkapnya.
Alun-alun Majalengka menyuguhkan nuansa berbeda. Konsep budaya menyatu dengan modernisasi.
Hal itu menjadi Keuntungan ruang publik yang berkonsep terakota tersebut yakni menjadi daya tarik masyarakat luar Majalengka.
Ceceng Zaenul Arief, Guru SMK Korpri Majalengka, membeberkan alun-alun Majalengka bisa menjadi sarana untuk memanjakan mata sehingga tidak perlu jauh-jauh keluar kota.
“Apalagi bisa dijadikan tempat wisata cuma-cuma (gratis). Sehingga mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” imbuhnya.
0 Comments